Jadi Saksi Keganasan Covid-19, RSDC Wisma Atlet Segera Ditutup, Kini Tampak Kosong dan Sunyi

Laporan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA PUSAT — Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran akan berhenti beroperasi pada 31 Desember 2022 mendatang. 

Tutupnya urat nadi penanganan Covid-19 dikarenakan pandemi tersebut sudah mulai mereda dan kasusnya turun signifikan.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, Senin (26/12/2022) sekira pukul 15.30 WIB, RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat tampak kosong dan sepi.

Tiga ambulans nampak terparkir di satu tempat, dekat pembuangan sampah, namun sudah tak digunakan lagi. 

Baca juga: Wisma Atlet Ditutup, Ini Peran BUMN saat Awal Pandemi Covid-19

Beberapa ranjang bekas tempat tidur, oksigen, serta peralatan medis lain sudah dikumpulkan dan bertumpuk di satu tempat, yakni di tower 3.

Sekeliling tumpukan peralatan medis itu, dikurungi dengan garis pembatas berwarna kuning, bertuliskan 'Dilarang Melintas'. 

Sementara itu, tak banyak orang yang berlalu lalang di sekitar tempat tersebut.

Hanya sejumlah petugas kebersihan Jakarta Experience Board (JEB) yang sibuk bekerja. 

Basement hingga taman dan pelataran setiap tower tampak kosong melompong, tanpa ada satupun pasien ataupun keluarga yang menunggu. 

Baca juga: Buka Peluang Akhiri PPKM, Jokowi Tunggu Kajian dan Kalkulasi dari Anak Buahnya

Begitupun dengan tujuh tower yang biasanya digunakan untuk penanganan pasien Covid-19, semuanya kosong dan tak berpenghuni.

Hanya satu tower yang masih beroperasi, yakni tower 6. Pada tower tersebut, nampak lampu masih menyala dan beberapa nakes berlalu lalang memakai pakaian medis serta Alat Perlindungan Diri (APD). 

Pasalnya, di tower tersebut, masih ada pasien Covid-19 yang dirawat, namun jumlahnya bisa terhitung jari. 

Salah satu petugas JEB, Suhendra (37) mengatakan, saat ini dirinya dan petugas lain tengah sibuk merapihkan dan menata ulang RSDC menjadi fungsi semula, sebagai apartemen.

"Sedih, ini kan kami jadi enggak bekerja lagi, kami di sini paling buat rapih-rapih, bersih-bersih dulu, karena kan harus dibalikin ke semula lagi," ujar Suhendra saat ditemui di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin(26/12/2022).

Suhendra mengaku sedih, sebab ia tak akan bekerja lagi di tempat yang bertahun-tahun berjuang untuk kesembuhan ribuan nyawa. 

"Haru, karena dulu penuh sekarang sepi," jelasnya. 

Pernyataan Erick Thohir

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ini menjadi pertanda baik untuk Indonesia agar bisa maju kedepan.

Menurut Erick, kehadiran Wisma Atlet Kemayoran awal pandemi menjadi bukti keseriusan pemerintah untuk melindungi rakyat. Selain itu, ia mengatakan Wisma Atlet kemayoran mempunyai andil besar dalam keberhasilan penanganan pandemi Covid-19.

"Kita tentu masih ingat, saat awal pandemi, seluruh pihak, dari TNI, Polri, kementerian lain, BUMN, tenaga kesehatan, hingga swasta, bahu-membahu mendirikan RS khusus untuk penanganan Covid-19," ujar Erick dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/12/2022).

Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Tuliskan 10 Film Favorit, dari Ngeri-Ngeri Sedap hingga KKN di Desa Penari

Baca juga: Covid-19 di China Makin Menggila, Krematorium Kewalahan Tangani Jenazah Korban Virus Corona

Secara terpisah, Mantan Koordinator RSDC Wisma Atlet Mayor Jenderal TNI (Purn.) Tugas Ratmono mengatakan kehadiran Wisma Atlet Kemayoran tak lepas dari dukungan Kementerian BUMN yang dipimpin Erick Thohir, terutama penyaluran alat kesehatan dan obat-obatan.

"Jadi kalau kita lihat dari awal bagaimana membangun RSDC Wisma Atlet, bantuan alat kesehatan seperti tempat tidur dan juga obat-obatan berasal dari Kementerian BUMN," ujar Ratmono, Sabtu (24/12/2022).

Menteri Erick kala itu mengerahkan BUMN bergerak cepat membantu pendirian RS Wisma Atlet Kemayoran.

Dia menyebut BUMN konstruksi seperti PT Waskita Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya saling bekerja sama untuk melakukan pengerjaan dan perbaikan fisik bangunan untuk menjadi tempat isolasi yang representatif.

"Holding BUMN RS yang baru terbentuk, Indonesia Healthcare Corporation (IHC), langsung bekerja sama dengan TNI untuk menyediakan tenaga kesehatan. Lalu ada Hotel Indonesia Natour (HIN) yang mengelola manajemen dan pelayanan di Wisma Atlet," ucap Erick.

Baca juga: Jelang Nataru, Dinkes DKI Jakarta Buka Gerai Vaksinasi Covid-19 di Empat Terminal

Baca juga: HUT ke-13, BUMN PT PII Gelar Skrining TBC Pedagang Pasar hingga Pelatihan Guru Daring

Mayjen (Purn.) Tugas Ratmono juga menyampaikan kehadiran Wisma Atlet tak lepas dari Kementerian dan Lembaga lainnya seperti Kementerian PUPR, Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI/Polri.

"Jadi untuk pembangunan fisik itu disiapkan oleh Kementerian PUPR. Kemudian sistem pelayanan itu antara Kemenkes dan Kesehatan TNI/Polri," ujar Ratmono.

Ia mengungkapkan, Kementerian dan Lembaga terkait memiliki peran luar biasa dalam pembangunan awal Wisma Atlet COVID-19.

"Saya kira di situ ada peran kolaboratif yang luar biasa antara Kementerian BUMN, PUPR, BNPB dan Kementerian Kesehatan secara integratif bersama Kesehatan TNI dan Polri. Jadi saya kira itu yang terjadi saat itu sampai beberapa kurun waktu masih berjalan terus. Setelah itu, baru mulai alur untuk obat dikendalikan oleh Kementerian Kesehatan dan lainnya dikendalikan oleh BNPB," pungkasnya.