Penganiayaan
Diduga Cemburu karena Peluk Transpuan, Dika Hajar Kekasihnya hingga Gegar Otak, Begini Kisahnya
Saat itu, NU bersama pacarnya bernama Dika, pergi ke salah satu bar yang ada di Cikini, Jakarta Pusat
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Feryanto Hadi
Dia merasa khilaf tatkala melihat wajah NU yang sudah babak belur.
"Dia bilang mau rawat sampe berminggu-minggu, berbulan-bulan, sampai aku sembuh baru boleh keluar," kata NU.
Namun, NU sempat berpikir jika ia menurut lagi dengan pelaku, keluarga dan sekelilingnya tak akan tahu jika ia pernah disiksa.
Akhirnya, kata NU, ia meminta handphone-nya dan berkata jika ia ingin pulang.
Tak terima, pelaku pun kembali naik pitam. NU kembali mendapatkan penyiksaan, mulai dari ditampar, ditonjok, dan dicekek sampai sulit bernapas.
"Aku tendang perut dia karena aku benar-benar enggak bisa napas. Aku juga udah enggak bisa lihat, karena mataku bengkak penuh darah, wajahku kebal (baal), termasuk bibir," ungkap NU.
Dengan situasi yang tak berdaya, NU akhirnya pasrah dan sujud di kakinya. NU minta handphone-nya dan dipulangkan.
NU berdalih, jika ia akan menelpon orang tuanya, dan memberi tahu dengan caranya sendiri agar pelaku tak kena marah.
Atas alibi tersebut, pelaku pun bersedia dan memberikan handphone-nya kepada NU.
Kesempatan itu pun langsung dimanfaatkan NU untuk menghubungi ibu dan rekannya, agar dijemput karena NU mau ke rumah sakit lantaran kepalanya merasa pusing.
Akhirnya NU diberi keluar sekira pukul 15.00 WIB oleh pelaku. NU kemudian jalan ke daerah Tebet dan bertemu teman yang bisa menolongnya.
"Temanku langsung kompres lukaku dan bilang agar dibawa ke kantor polisi. Awalnya aku enggak mau, temanku maksa dan minta agar divisum," jelas NU.
Kemudian, NU bersama temannya itu lantas pergi ke Polres Jakarta Pusat untuk membuat laporan dan mengajukan permohonan visum.
Didampingi polisi, NU menjalahi visum selama tiga setengah jam, mulai pukul 19.00 hingga pukul 22.30 WIB.
"Hasil visumku gegar otak ringan, sensor cahaya mataku kena fraktur leher belakang," ucapnya.
Lebih lanjut NU menuturkan, hingga kini belum ada kejelasan terkait laporan yang sudah dibuatnya. Padahal, dirinya sudah membuat laporan ke Polres Metro Jakarta Pusat sejak akhir Oktober 2022 lalu.
"Aku bingung, sudah visum, sudah BAP, setelah aku dirawat dan mendingan aku BAP. Terus saksi-saksi juga udah, entah kenapa sampai sekarang belum ditangkep, dan pelaku enggak ada minta maaf sama sekali," tuturnya.
NU berharap laporannya segera di proses pihak kepolisian agar pelaku segera diproses dan ditangkap.
"Aku berharap enggak ada korban lain. Cepat ditangkap orangnya dan ganti rugi atas hampirnya aku hilang nyawa," ujarnya. (M40)