Pemilu 2024

Alat Peraga Dicopoti Kelompok Tak Dikenal, NasDem DKI Kerahkan Ribuan Anggota Laskar Panglima Itam

Ongen Sangaji mengatakan, Laskar Panglima Itam, juga bertugas membantu warga Jakarta jika ada musibah.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Feryanto Hadi
ISTIMEWA
Ongen Sangaji akan kerahkan ribuan anggota laskar untuk menjaga alat peraga yang dicopoti kelompok tak dikenal 

Dalam kesempatan tersebut, Ongen turut bersyukur dengan hasil survei Poltracking beberapa waktu lalu. Soalnya elektabilitas NasDem naik di urutan kedua setelah PDI Perjuangan.

Elektabilitas PDIP di Jakarta 20,1 persen, NasDem 14,3 persen dan PKS 12,4 persen. Sedangkan di Banten, NasDem turut di posisi kedua dengan 13,8 persen, di bawah Gerindra 17,6 persen dan di atas Partai Golkar 13,3 persen.

“Saya bersyukur NasDem di Jakarta dan Banten naik. Saya berharap, kader NasDem di Jakarta tidak puas diri,” ucap mantan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2014-2019 ini. 

NasDem kritik Bawaslu

Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya menyayangkan pernyataan dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terkait kegiatan safari politik Anies Bawedan.

Willy Aditya menegaskan safari politik yang dilakukan Anies Baswedan bukan bentuk kampanye.

Hal itu merespons pernyataan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang menganggap safari politik Anies Baswedan kurang etis dan terkesan curi start kampanye.

"Start-nya belum ada apanya yang dicuri, ibarat kata nih, kick off saja belum," kata Willy saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Kamis (15/12/2022).

Willy menegaskan safari politik Anies Baswedan merupakan bentuk pendidikan politik, bukan kampanye.

Baca juga: Bawaslu RI Ungkap Belum Ada Bukti Perihal Dugaan KPU RI Lakukan Manipulasi Data

"Bagaimana ada pelanggaran. Jadi yang dilakukan ini adalah pendidikan politik oleh NasDem kepada publik," ujarnya.

Ia menuturkan NasDem dan Anies Baswedan selalu melakukan dialog dengan masyarakat saat melakukan safari politik.

"Di mana, dalam setiap silaturahim Mas Anies dan NasDem melakukan dialog dengan banyak orang, kelompok dan golongan untuk berdialog tentang apa yang menjadi aspirasi dan bagaimana mencari solusinya," ungkapnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu menyebut Indonesia sangat luas.

Sehingga, perkenalan dalam waktu yang cukup pendek bagaikan membeli kucing dalam karung.

"Indonesia ini sangat luas. Kalau perkenalan hanya dilakukan dalam jangka waktu yang pendek tentu kita kembali membeli kucing dalam karung yang tidak memiliki informasi yang memadai tentang siapa yang akan memimpin kita," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved