Polisi Tembak Polisi

Ahli Poligraf Jelaskan Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo Terbukti Bohong dari Hasil Tes

Hasil uji kebohongan pada Putri Candrawathi menunjukkan kebohongan soal rencana pembunuhan pada Brigadir Yosua atau Brigadir J. 

Tribunnews/Riswaman
Putri Candrawathi terbukti berbohong saat dites Poligraf sama seperti Ferdy Sambo foto Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Ferdy Sambo dan istrinya yang juga terdakwa, Putri Candrawathi mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). 

"Kalau Sambo terindikasinya apa?," cecar hakim.

"Minus, terindikasi berbohong," kata Aji. "Putri?" tanya jaksa lagi. "Indikasi bohong," jawab Aji.

Baca juga: Irwan Irawan Sebut DNA Ferdy Sambo Tidak Ada DItemukan di Senjata HS dan Glock 17

Adapun Richard dan Ricky dinyatakan memberikan keterangan jujur.

"Pertanyaan yang pertama berkaitan dengan 'saudara Ricky apakah seseorang menyuruhmu mengambil senjata Yosua?' Kemudian yang kedua apakah melihat Sambo menembak Yosua?" kata Aji.

"Yang pertama indikasinya apa?" tanya jaksa. "Jujur," jawab Aji. "Kalau misalnya yang kedua?" tanya jaksa lagi.

"Jujur," jawab Aji. "Berarti Pak Sambo menembak?" tanya jaksa. "Ricky tidak melihat Sambo menembak," jawab Aji.

Selain Ricky, Aji mengatakan hasil pemeriksaan tes poligraf Bharada E terkait pengakuannya menembak Brigadir J adalah jujur.

"Untuk Richard pertanyaannya 'apakah kamu memberikan keterangan palsu kamu menembak Yosua? Richard menjawab tidak dan jawabannya jujur, Richard ini menembak Yosua," kata Aji.

Terakhir, Kuat Ma'ruf hasil tesnya adalah jujur dan berbohong. "Kalau Kuat, jujur dan terindikasi berbohong," tutur Aji.

Ia menyebut pemeriksaan pertama terhadap Kuat dengan pertanyaan 'Apakah kamu memergoki persetubuhan Ibu Putri dengan Yosua' hasilnya adalah jujur.

"Hasilnya tidak memergoki," kata Aji.

Indikasi kedua 'saudara Kuat tanggal 9 September, apakah kamu melihat Pak Sambo menembak Yosua?' Jawaban Kuat tidak. Indikasi berbohong," sambungnya.

Adi menyebut tingkat akurasi tes poligraf yang dilakukan terhadap lima terdakwa sebesar 93 persen. Dari 93 persen tingkat akurasi tes kebohongan, tim penasihat hukum Kuat menyinggung 7 persen yang tidak akurat.

Ia lantas bertanya faktor apa saja yang menyebabkan hal tersebut bisa terjadi.

"Tadi kan saudara bilang, tadi kan pertanyaannya keakuratan tes poligraf itu 93 persen, berarti kan ada 7 persen itu tidak akurat. Nah, apa yang menyebabkan 7 persen itu, faktor 7 persen itu menjadi tidak akurat?" tanya pengacara Kuat.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved