Pilpres 2024
Satu Persatu Lumbung Suaranya di Pilpres 2019 Disambangi Anies, Bagaimana Nasib Prabowo di 2024?
Ada tiga provinsi yang dikunjungi Anies dimana di lokasi itu sebelumnya merupakan lumbung suara dari Prabowo Subianto pada pencapresan 2019
"Pemilih Prabowo masih mayoritas memilih Prabowo tapi mungkin sekitar 40 persenan sudah (beralih ke Anies),” kata Djayadi di Jakarta, Rabu (30/11)
Baca juga: Survei IPI: Elektabilitas Ganjar Pranowo Teratas, Prabowo Disalip Anies Baswedan
Djayadi mengatakan selama 2014-2019 Anies dianggap satu kubu dengan Prabowo. Sehingga orang yang memilih Anies banyak dari pemilih Prabowo di 2019.
“(Elektabilitas) Prabowo cenderung stagnan karena memang popularitasnya sudah mentok dan suaranya banyak diambil Anies,” ujar dia.
Djayadi tidak bisa memprediksi apakah migrasi pemilih Prabowo ke Anies terus berlangsung hingga 2024. Itu tergantung dari respons Prabowo menghadapi fenomena tersebut.
“Juga bagaimana upaya Anies meningkatkan popularitas serta kedekatan dengan masyarakat,” tutur dia.
Baca juga: Zulkifli Hasan Mulai Terang-terangan Endorse Ganjar Pranowo, PPP Masih Emoh Tentukan Sikap Politik
Butuh dorongan cawapres ternama
Calon presiden kini terpolarisasi pada tiga nama, yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.
Ketiga nama tersebut masih memuncaki hasil survei dalam dua tahun terakhir.
Demikian dikatakan Direktur Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Djayadi Hanan, dalam Talkshow Memilih Damai, Suara dari Sulawesi yang digagas Tribun Network di Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu.
"Ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Itulah tiga nama yang selalu muncul," kata Djayadi Hanan.
"Sejauh ini popularitas mereka sama kuat," tambahnya dalam diskusi yang dipandu Pemred Tribun Manado, Jumadi Mappanganro.
Sementara, untuk bakal calon wakil presiden ada nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sandiaga Uno, Eric Thohir, Ridwan Kamil, hingga Khofifah Indar Parawansa.
Baca juga: Jawa Vs Non-Jawa dan Politik Identitas, Perbandingan Indonesia dan Amerika Serikat
"Popularitas mereka beda-beda tipis," kataDjayadi Hanan.
Ia mengungkap, belum ada calon yang dominan.
Berbeda dari Pilpres tiga edisi sebelumnya, SBY di Pilpres 2009, Jokowi dan Prabowo di edisi 2014 dan 2019.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Parwa-Institute-Sebut-Fenomena-Polarisasi.jpg)