Bencana Alam

Gunung Semeru Erupsi Disertai Guguran Awan Panas, Warga Panik, Mulai Datangi Lokasi Pengungsian

Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 7 kilometer dari puncak.

Editor: Feryanto Hadi
Tribun Madura
Gunung Semeru kembali erupsi pada Minggu (4/12/2022).Sebagian warga lereng Semeru memilih mengungsi 

Dilarang pulang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Dimbau untuk warga sekitar agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Baca juga: VIDEO : Detik Detik Gunung Semeru Kembali Alami Erupsi, Luncurkan Lava Sejauh 4,5 Kilometer

Warga yang bermukim di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat juga diminta waspada potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sementara itu dikutip dari keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) Kementerian ESDM dijelaskan bahwa karakter Erupsi Gunung Api Semeru saat ini adalah berupa erupsi eksplosif yang berselang seling dengan erupsi efusif.

Letusan abu bertipe vulcanian terjadi setiap hari, yang terkadang disertai guguran lava serta awan panas guguran.

Aliran awan panas guguran tersebut mengarah ke bukaan kawah sebelah tenggara, yaitu mengarah ke hulu Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar.

Tingkat aktivitas Gunung Api Semeru pada saat ini adalah Level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021.

Sejak 1 November 2022 lalu tercatat letusan abu Gunung Semeru terjadi dengan rata-rata 88 kali erupsi per hari.

Awan panas guguran terjadi 2 kali dengan jarak luncur maksimal mencapai 4.5 km dari puncak.

Asap kawah utama teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi mencapai 50 – 1500 meter dari puncak.

Aktivitas kegempaan terekam 2919 kali Gempa Letusan, 2 kali Gempa Awan Panas, 81 Gempa Guguran, dan 137 kali Gempa Hembusan.

Hal ini menunjukkan aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan material dari pusat erupsi.

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved