Bencana Alam

Gunung Semeru Erupsi Disertai Guguran Awan Panas, Warga Panik, Mulai Datangi Lokasi Pengungsian

Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 7 kilometer dari puncak.

Editor: Feryanto Hadi
Tribun Madura
Gunung Semeru kembali erupsi pada Minggu (4/12/2022).Sebagian warga lereng Semeru memilih mengungsi 

WARTAKOTALIVE.COM, LUMAJANG-- Gunung Semeru mengalami erupsi pada hari ini Minggu 4 Desember 2022.

Sejumlah warga terlihat panik dan mulai mengungsi.

Kebanyakan warga lereng Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami trauma mendalam setelah erupsi Semeru terjadi lagi hari ini. 

Warga kini mulai mengungsi setelah terjadinya erupsi Gunung Semeru hari ini.

Tepat setahun lalu, 4 Desember 2021, letusan atau erupsi Semeru 2021 menyebabkan sedikitnya 51 orang tewas, 169 orang terluka, dan 22 orang hilang.

Sebanyak 45 orang mengalami luka bakar karena erupsi Semeru tahun lalu.

Baca juga: Kondisi Gunung Semeru Terbaru, Letusan Masih Terjadi, Jarak Luncur Awan Panas Makin Jauh

Karena itu begitu mendengar kabar erupsi Semeru hari ini, warga sekitar langsung berhamburan menyelamatkan diri.

Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 7 kilometer dari puncak.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa erupsi Semeru hari ini.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, erupsi disertai awan panas guguran Gunung Semeru terjadi pada Minggu pukul 02.46.

 Kepala Pos Pantau Gunung Semeru, Liswanto menjelaskan guguran material awan panas Gunung Semeru mengudara dengan tinggi mencapai 1.500 meter.

Otoritas menyatakan status Gunung Semeru pasca erupsi dini hari tadi menjadi Level III Siaga.

"Sumber awan panas berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak Kawah  Jonggring Seloko. Awan Panas Guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB. Jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan," bebernya ketika dikonfirmasi.

Guguran awan panas juga dibarengi dengan catatan kegempaan vulkanis yang fluktuatif. Otoritas mencatat terekam sebanyak 8 kali gempa letusan dan 1 gempa awan panas guguran yang masih berlangsung hingga pukul 06:00 WIB.

"Sehingga menunjukkan aktivitas  erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru masih sangat tinggi," ungkapnya.

PVMB juga memperingatkan adanya potensi terjadinya aliran lahar yang masif lantaran curah hujan di wilayah Kabupaten Lumajang sedang tinggi.

Tangkapan layar Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu (4/11/2022) dini hari. Guguran awan panas dilaporkan mengarah ke sisi Kobokan Kecamatan Candipuro dan sisi Lanang Kecamatan Pronojiwo Lumajang. (IST)

 "Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga  masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," pesannya.

Sementara itu, otoritas juga meminta masyarakat tidak beraktivitas pada radius 13 kilometer pada sisi Besuk Kobokan.

"Kami menghimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," imbaunya.

Gunung Semeru juga erupsi pada Rabu (9/11/2022) lalu.

Jutaan kubik lava keluar dari perut bumi. Material itu kini mengendap di kawasan lereng.

Erupsi Semeru saat itu juga tidak menimbulkan korban jiwa.

Warga diimbau waspada

Video erupsi Gunung Semeru dibagikan akun instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK.

Dalam video yang dibagikan, terlihat awan panas menyembur dari gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.

Dalam keterangannya disebutkan bahwa sampai Minggu pagi tadi Gunung Semeru kembali meluncurkan guguran awan panasnya sejauh 10.000 meter ke tenggara dan selatan.

Saat ini status Gunung Semeru berada pada Level III atau Siaga sehingga pendakian gunung masih ditutup.

Pihak KLHK pun mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Dilarang pulang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Dimbau untuk warga sekitar agar mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Baca juga: VIDEO : Detik Detik Gunung Semeru Kembali Alami Erupsi, Luncurkan Lava Sejauh 4,5 Kilometer

Warga yang bermukim di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat juga diminta waspada potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Sementara itu dikutip dari keterangan resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMB) Kementerian ESDM dijelaskan bahwa karakter Erupsi Gunung Api Semeru saat ini adalah berupa erupsi eksplosif yang berselang seling dengan erupsi efusif.

Letusan abu bertipe vulcanian terjadi setiap hari, yang terkadang disertai guguran lava serta awan panas guguran.

Aliran awan panas guguran tersebut mengarah ke bukaan kawah sebelah tenggara, yaitu mengarah ke hulu Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan Besuk Kembar.

Tingkat aktivitas Gunung Api Semeru pada saat ini adalah Level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021.

Sejak 1 November 2022 lalu tercatat letusan abu Gunung Semeru terjadi dengan rata-rata 88 kali erupsi per hari.

Awan panas guguran terjadi 2 kali dengan jarak luncur maksimal mencapai 4.5 km dari puncak.

Asap kawah utama teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi mencapai 50 – 1500 meter dari puncak.

Aktivitas kegempaan terekam 2919 kali Gempa Letusan, 2 kali Gempa Awan Panas, 81 Gempa Guguran, dan 137 kali Gempa Hembusan.

Hal ini menunjukkan aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan material dari pusat erupsi.

Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Api Semeru.

Artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved