Bencana Alam
Gunung Semeru Erupsi Disertai Guguran Awan Panas, Warga Panik, Mulai Datangi Lokasi Pengungsian
Gunung Semeru kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sejauh 7 kilometer dari puncak.
PVMB juga memperingatkan adanya potensi terjadinya aliran lahar yang masif lantaran curah hujan di wilayah Kabupaten Lumajang sedang tinggi.
Tangkapan layar Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada Minggu (4/11/2022) dini hari. Guguran awan panas dilaporkan mengarah ke sisi Kobokan Kecamatan Candipuro dan sisi Lanang Kecamatan Pronojiwo Lumajang. (IST)
"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," pesannya.
Sementara itu, otoritas juga meminta masyarakat tidak beraktivitas pada radius 13 kilometer pada sisi Besuk Kobokan.
"Kami menghimbau warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak," imbaunya.
Gunung Semeru juga erupsi pada Rabu (9/11/2022) lalu.
Jutaan kubik lava keluar dari perut bumi. Material itu kini mengendap di kawasan lereng.
Erupsi Semeru saat itu juga tidak menimbulkan korban jiwa.
Warga diimbau waspada
Video erupsi Gunung Semeru dibagikan akun instagram Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK.
Dalam video yang dibagikan, terlihat awan panas menyembur dari gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut.
Dalam keterangannya disebutkan bahwa sampai Minggu pagi tadi Gunung Semeru kembali meluncurkan guguran awan panasnya sejauh 10.000 meter ke tenggara dan selatan.
Saat ini status Gunung Semeru berada pada Level III atau Siaga sehingga pendakian gunung masih ditutup.
Pihak KLHK pun mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.