Tilang Manual Dihapus Bikin Jalur Sepeda di Jakarta Kerap Diterobos Pengendara Motor
Banyaknya pengendara yang menerobos jalur khusus pesepeda di wilayah Jakarta Pusat demi menghindari kemacetan dikritik terjadi akibat tilang manual.
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Junianto Hamonangan
WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG – Banyaknya pengendara yang masih membandel lantaran menerobos jalur khusus pesepeda di wilayah Jakarta Pusat, menuai kritikan banyak orang.
Pasalnya, jalur hijau yang dibatasi stick cone itu, tak hanya diterobos motor melainkan juga mobil pribadi hingga angkutan umum (angkot). Kebanyakan dari mereka yang menerobos untuk menghindari kemacetan panjang.
Namun, hal itu rupanya membuat para pengendara sepeda harus legowo berbagi. Tak jarang, mereka harus melewati jalur di luar stick cone agar tidak mengalami penumpukan.
Fenomena tersebut ditanggapi oleh Yayat Supriyatna selaku Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti. Menurutnya, banyaknya pengendara yang melanggar lalu lintas adalah imbas dari tidak berjalannya tilang manual.
Sehingga, kata Yayat, hal tersebut membuat para pengendara lebih berani melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Baca juga: Ternyata Perintah Jokowi, Penyebab Kapolri Dampingi KSAL Yudo Margono di DPR
"Jadi kalau ini dibiarkan akan terjadi pelanggaran, semua ruang tempat untuk trotoar, sepeda, akan habis disikat oleh mereka yang emang enggak takut lagi sama polisi," ujar Yayat saat dihubungi Wartakotalive.com, Kamis (1/12/2022).
Yayat menyampaikan, kondisi tersebut dapat membuat eforia yang menjadikan para pengendara merasa merdeka di atas pelanggaran.
Selain itu, alih fungsi tilang manual ke elektronik untuk mengirimkan dan mendeteksi pelanggaran, sangat berat dilakukan. Pasalnya, 58 kamera CCTV di Jakarta, diperkirakan dalam satu hari ada 35.000 pelanggaran tertangkap kamera.
"Cuma untuk dikirimian surat hanya 700 atau 800 orang saja," ujar Yayat.
Oleh karena itu, Yayat meminta Polda Metro Jaya agar memasang kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) statis pada sejumlah jalur khusus sepeda.
Baca juga: Polisi Sebut Lansia yang Dorong Imam Masjid di Pondok Gede Terindikasi Alami Depresi
Menurut Yayat, penindakkan di lapangan itu perlu dilakukan sekali-kali, meskipun tidak melalui tilang manual.
Namun, apabila ditemukan indikasi pelanggaran, si pelanggar tersebut harus diberhentikan dan ditindak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
"Sekarang itu orang lebih berani tidak disiplin, melanggar dan tidak peduli dengan aturan. Lama-lama bisa jadi sebuah pembenaran," ujar Yayat.
"Mangkanya kami mendorong kepada Polda Metro Jaya, lakukanlah inovasi agar tidak adanya tilang manual ini, tidak dimanfaatkan oleh pengendara bandel," sambungnya.
ETLE dan Tilang Manual Berlaku, Polisi Sebut Pelanggar Bisa Ditilang Berkali-kali Dalam Sehari |
![]() |
---|
Ngojek Capek-capek Malah Ditawari 'Damai' Oknum Polantas, Reno Tak Setuju Ada Tilang Manual |
![]() |
---|
VIDEO Pro Kontra! ETLE Tak Efektif dan Tilang Manual Bisa Jadi Ruang Pungli Oknum Polantas |
![]() |
---|
Tilang Manual Diberlakukan, Kapolri Minta Masyarakat Laporkan Jika Ada Oknum Polantas 'Ngajak Damai' |
![]() |
---|
Tilang Manual Kembali Berlaku, Pengendara Khawatir Jadi Ruang Pungli Oknum Polantas |
![]() |
---|