Gempa Bumi
Bayi dan Anak Korban Gempa Cianjur Menangis, Kurang Makanan dan Popok
Bayi usia setahunan terdengar menangis di bawah tenda plastik, di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.
“Alhamdulillah, sudah ada masuk bantuan dari BIN, kemarin. Kami sudah terima Sebagian sumbangan untuk pengungsi. Tapi keperluan bayi, seperti susu belum ada sama sekali,” ujar Ira saat dihubungi melelui telepon seluler, Kamis (24/11/2022) pukul 11.45 WIB.
Rabu kemarin, pengungsi memperoleh bantuan logistik seperti makanan berupa roti, susu, mie, popok dan selimut serta uang Rp 20 juta dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Jumlah pengungsi Kampung Burangkeng, RW 01 diperkirakan 300 jiwa -- segala usia dan jenis kelamin, berasal dari 99 kepala keluarga (KK). Sebagian anak-anak kecil yang usianya bayi di bawah lima tahun (balita).
Selain ibu-ibu menyusui, terpantau ibu-ibu hamil muda berada istirahat di tenda pengungsian.
Lokasi pengungsian jalan setapak. Terdapat empat titik tenda menampung pengungsi. Kondisinya becek akibat diguyur hujan.
Tenda pegungsian terbuat dari terpal plastik, terlihat bocor ditambal sulam.
Terpal plastik warna biru, yang biasa digunakan petani menjemur padi. Bagian dalamnya dilapisi plastik bening, di bagian dalam tenda.
Masih Terisolir
Kamis ini hari keempat pascagempa bumi kekuatan 5,6 pada Skala Richter mengguncang Cianjur, Senin (20/11/2022) siang. Hingga Kamis (24/11/2022), Kampung Burangkeng RW 01, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, ini masih terioslir.
Kampung tersebut, berada di desa terpencil wilayah pertanian perkebunan Gedeh, yang akses jalan utamanya tertutup longsor, dampak gempa.
Beberapa hari di pengungsian dengan makan alakadarnya, tiba-tiba para pengungsi pun berderai air mata, melilahat kedatangan iringan mobil menurunkan makanan dan kebutuhan lainnya untuk membantu mereka
Bahkan dengan gembira, mereka mendapatkan bantuan dari kemanusian BIN untuk membuat tenda yang layak tinggal sementara dan kebutuhan untuk ibu hamil.
Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Prabawa Ajie, mengatakan, BIN langsung menyiapkan bantuan berupa paket makanan siap saji, peralatan anak-anak balita dan orang dewasa.
"Kondisinya ini sangat terpencil dan sangat memprihatinkan. Untuk saat ini belum mendapat bantuan sama sekali. Bantuan sudah ada, namun baru sampai di desa, dan jumlahnya sangat kecil," ujar Ajie.
Bahkan masyarakat setempat mendirikan tenda pengungsian di tengah persawahan dan perkebunan dengan kondisi sangat tidak layak.
"Kita akan terus berkomunikasi dengan stakeholder, dengan jajaran terkait untuk kiranya bisa memprioritaskan desa-desa yang belum terjamah bantuan. Agar kita bergerak cepat, memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara kita yang mendapat musibah gempa ini," kata Ajie.
Penulis: Dian Herdiansyah/Tribun Jabar