Gempa Bumi

Bayi dan Anak Korban Gempa Cianjur Menangis, Kurang Makanan dan Popok

Bayi usia setahunan terdengar menangis di bawah tenda plastik, di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

Tribun Jabar
Tampak bayi dan anak-anak terpaksa tinggal di tenda pengungsian akibat gempa Cianjur, minim makanan dan pakaian bersih 

WARTAKOTALIVE.COM, CIANJUR – Bayi usia setahunan terdengar menangis di bawah tenda plastik, di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur, Jawa Barat.

Sekalipun sang ibu berusaha menenangkan sambil menggendongnya, si bayi tetap terdengar.

Ia tidak juga diam. Ibu terus menepuk-nepuk bagian belakang tubuh anaknya dalam kain gendongan

Sore menuju senja itu, terpantau juga juga bayi sedang menyusu pada ibunya.

Anak-anak lainnya lagi tertidur dalam dekapan gendongan.

Tampak belasan anak-anak sore itu. Bayi usia kurang dari setahun, berjumlah lima orang.

Baca juga: Lahir di Tenda Pengungsian Gempa Cianjur, Ridwan Kamil Beri Nama Bayi ‘Gempita Shalihah Kamil’

Kemudian enam orang usia lebih dari satu sampai lima tahun. Dan anak-anak enam sampai sepuluh tahun sekira enam orang.

Selain bayi-bayi yang dalam gendongan orangtuanya, anak-anak lainnya terlihat duduk-duduk.

Lainnya bermain bersama teman sebaya. Anak-anak tampak menikmati makanan roti-rotian, bantuan yang baru tiba.

Tampak bayi dan anak-anak terpaksa tinggal di tenda pengungsian akibat gempa Cianjur, minim makanan dan pakaian bersih
Tampak bayi dan anak-anak terpaksa tinggal di tenda pengungsian akibat gempa Cianjur, minim makanan dan pakaian bersih (Tribun Jabar)

Itulah pantauan wartawan TribunJabar.id Dian Herdiansyah, yang berada di lokasi pengungsi, di Kampung Burangkeng, RW 01, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022) pukul 17.00 sampai dengan 18.15 WIB.

"Kondisi anak-anak butuh popok, susu dan selimut. Apalagi ngungsi pertama, kita merasa kedinginan tidak ada selimut, karena barang-barang tertimbun bangunan," ucap Aan (33 tahun), seorang ibu di lokasi pengungsian.

Baca juga: Kisah Ibu Hamil Saat Gempa Cianjur dari yang Tewas hingga Melahirkan di Tenda Pengungsian

Aan yang tengah hamil mengatakan, dia mengungsi ke tenda yang ala kadarnya tersebut, karena tidak ada hunian lain dapat ditempati.

"Ya gimana lagi. Semua di sini rusak. Kita ngungsi di kebun karena takut gempa terjadi lagi. Apalagi saya kondisi hamil," ucapnya.

Ia bersama tetangga yang mengungsi berharap adanya perhatian dari para pihak terkait. Terutama untuk para balita.

Ira Rismayanti sebagai Kepala Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur membenarkan sudah mendapat bantuan dari Badan Intelijen Negara (BIN).

“Alhamdulillah, sudah ada masuk bantuan dari BIN, kemarin. Kami sudah terima Sebagian sumbangan untuk pengungsi. Tapi keperluan bayi, seperti susu belum ada sama sekali,” ujar Ira saat dihubungi melelui telepon seluler, Kamis (24/11/2022) pukul 11.45 WIB.

Rabu kemarin, pengungsi memperoleh bantuan logistik seperti makanan berupa roti, susu, mie, popok dan selimut serta uang Rp 20 juta dari Badan Intelijen Negara (BIN).

Jumlah pengungsi Kampung Burangkeng, RW 01 diperkirakan 300 jiwa -- segala usia dan jenis kelamin, berasal dari 99 kepala keluarga (KK). Sebagian anak-anak kecil yang usianya bayi di bawah lima tahun (balita).

Selain ibu-ibu menyusui, terpantau ibu-ibu hamil muda berada istirahat di tenda pengungsian.

Lokasi pengungsian jalan setapak. Terdapat empat titik tenda menampung pengungsi. Kondisinya becek akibat diguyur hujan.

Tenda pegungsian terbuat dari terpal plastik, terlihat bocor ditambal sulam.

Terpal plastik warna biru, yang biasa digunakan petani menjemur padi. Bagian dalamnya dilapisi plastik bening, di bagian dalam tenda.

Masih Terisolir

Kamis ini hari keempat pascagempa bumi kekuatan 5,6 pada Skala Richter mengguncang Cianjur, Senin (20/11/2022) siang. Hingga Kamis (24/11/2022), Kampung Burangkeng RW 01, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, ini masih terioslir.

Kampung tersebut, berada di desa terpencil wilayah pertanian perkebunan Gedeh, yang akses jalan utamanya tertutup longsor, dampak gempa.

Beberapa hari di pengungsian dengan makan alakadarnya, tiba-tiba para pengungsi pun berderai air mata, melilahat kedatangan iringan mobil menurunkan makanan dan kebutuhan lainnya untuk membantu mereka

Bahkan dengan gembira, mereka mendapatkan bantuan dari kemanusian BIN untuk membuat tenda yang layak tinggal sementara dan kebutuhan untuk ibu hamil.

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Prabawa Ajie, mengatakan, BIN langsung menyiapkan bantuan berupa paket makanan siap saji, peralatan anak-anak balita dan orang dewasa.

"Kondisinya ini sangat terpencil dan sangat memprihatinkan. Untuk saat ini belum mendapat bantuan sama sekali. Bantuan sudah ada, namun baru sampai di desa, dan jumlahnya sangat kecil," ujar Ajie.

Bahkan masyarakat setempat mendirikan tenda pengungsian di tengah persawahan dan perkebunan dengan kondisi sangat tidak layak.

"Kita akan terus berkomunikasi dengan stakeholder, dengan jajaran terkait untuk kiranya bisa memprioritaskan desa-desa yang belum terjamah bantuan. Agar kita bergerak cepat, memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara kita yang mendapat musibah gempa ini," kata Ajie.

Penulis: Dian Herdiansyah/Tribun Jabar

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved