Gangguan Ginjal Akut
Epidemiolog: Gangguan Ginjal Akut Cermin Sistem Kesehatan yang Lemah, Apotek Jangan Cuma Cari Cuan
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman meminta apotek jangan cuma cari cuan, mereka turut berperan pada kasus gangguan ginjal akut.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, prihatin kasus gangguan ginjal akut di Indonesia sangat tinggi.
Menurutnya, ini cerminan dari sistem kesehatan yang lemah.
Mengingat gangguan ginjal akut pada anak dipicu oleh konsumsi obat sirup secara sembarangan, Dicky berharap peran apoteker ditingkatkan lagi.
Mereka tak hanya menjual obat untuk mencari untung (cuan) semata, tapi juga mengedukasi masyarakat tidak salah mengonsumsi.
"Kita harus lihat obat-obat yang dikonsumsi masyarakat beli sendiri atau apa,” ujarnya, Kamis (20/10/2022).
“Health Seeking behavior masyarakat kita seperti apa. Setidaknya memperkuat fungsi apoteker dalam konsumsi obat untuk edukasi,” imbuhnya.
“Jadi apotek jangan hanya cuma menjual obat, tapi harus ada edukasi," lanjut Dicky.
Menurut Dicky, peningkatan peran apoteker dan apotek sangat besar untuk perbaikan sistem kesehatan di dalam negeri yang dinilai lemah.Ada juga kaitan dengan produksi dan distribusi obat serta pengawasannya.
Baca juga: BPOM: 5 Obat Sirup Miliki Kandungan Cemaran EG yang Melebihi Ambang Batas Aman
"Ini jadi intropeksi karena ini mahal pelajarannya. Perbaikannya bukan hanya respons sistemnya dan layanan deteksi dini, tapi bicara juga literasinya,” ucapnya.
“Pengawasan seleksi di setiap jenjang harus diperankan dan dilaksanakan dengan baik. Kita harus melindungi masyarakat kita juga. Karena sekarang ini benar-benar situasi memprihatinkan," lanjutnya.
Warga pun mempertanyakan imbauan pemerintah pusat agar penjualan obat sirup dihentikan sementara karena diduga menyebabkan kasus gangguan ginjal akut.
Baca juga: Ikuti Instruksi Kemenkes, Apotek di Bekasi Setop Sementara Penjualan Obat Sirup
Aulia, seorang pembeli obat di Pasar Pramuka, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, menduga larangan itu muncul karena selama ini obat sirup dijual bebas tanpa resep.
Dia mencontohkan obat sirup berlabel warna hijau yang dapat dijual bebas di pasaran tapi setelah kasus gangguan ginjal akut peruntukannya belum jelas aman atau termasuk dilarang.
"Kok sekarang malah dilarang. Sirup sering sekali untuk darurat, panas mendadak. Kita bagaimana sekarang sebagai ibu untuk solusinya," kata Aulia di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: Dinkes Karawang Minta Orangtua Perhatikan Volume Urine Anak Usai Minum Obat Sirup
Menurut dia, sepatutnya pemerintah lekas mengumumkan daftar obat yang aman dan dilarang dijual di tengah melonjaknya kasus gangguan ginjal akut, sehingga warga merasa aman.
