Berita Video
VIDEO Pengakuan Ferdy Sambo Niat Main Badminton saat Emosional, Aneh dan Janggal
Dalam keadaan emosional dan menangis setelah mendengar cerita Putri Candrawati istrinya mengalami kekerasan seksual oleh Brigadir Yosua atau Brigadir
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Fredderix Luttex
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Eks juru bicara KPK, Febri Diansyah, yang menjadi kuasa hukum Putri Candrawathi dalam konferensi persnya, Rabu (12/10/2022) lalu mengatakan bahwa, dalam keadaan emosional dan menangis setelah mendengar cerita Putri Candrawati istrinya mengalami kekerasan seksual oleh Brigadir Yosua atau Brigadir J, Ferdy Sambo berniat menuju lokasi bermain badminton dan tidak berencana menuju ke rumah dinas di Duren Tiga.
Pernyataan Febri Diansyah soal apa yang dilakukan Ferdy sambo itu, kemudian ditanyakan kembali dalam acara Kontroversi yang dipandu Zilvia Iskandar di Metro TV, Jumat (14/10/20220.
"Pertanyaan saya mas Febri Diansyah, ketika orang (Ferdy Sambo-Red) dalam keadaan sangat emosional, masihkah ada kepikiran mau main badminton?," tanya Zilvia.
"Kalau menurut saya tidak," jawab Febri Diansyah. Ini menunjukkan Febri Diansyah merasa pengakuan Ferdy Sambo itu aneh dan janggal.
"Tapi, saat itu memang ada jadwal untuk janji main badminton. Bahkan dari komunikasi yang kemudian saya konfirmasi, pada saat itu Bu Putri bilang, ya sudah kamu pergi saja dulu main badminton saya mau isolasi," ujar Febri Diansyah.
Baca juga: Sidang Ferdy Sambo Cs, PN Jakarta Selatan Lakukan Pembatasan Silahkan Tonton Lewat Youtube
"Dalam konteks itulah fakta tersebut terverifkasi," tambah Febri Diansyah.
Di mana menurutnya kendaraan yang ditumpangi Ferdy Sambo menurutnya tidak menuju ke rumah Duren Tiga, tetapi melewatinya beberapa meter dan kemudian berhenti lalu mundur.
"Itu terkonfirmasi di CCTV. Dan kemudian FS buru-buru turun sampai pistolnya terjatuh," kata Febri.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Tidak Hadir di Sidang Perdana Ferdy Sambo Cs Besok
Menurutnya ada satu isu yang sebelumnya muncul, seolah-olah Ferdy Sambo sudah pakai sarung tangan hitam saat tiba di rumah Duren Tiga.
"Tapi di CCTV tidak pakai sarung tangan hitam," ujar Febri.
Karenanya kata dia dari semua data dan yang dimiliki, Febri Diansyah merasa bahwa Ferdy Sambo rencana awalnya memang bukan ke rumah di Duren Tiga.
Baca juga: Jelang Sidang Perdana Ferdy Sambo Cs, Begini Kondisi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Keterangan Febri Diansyah, berbeda dengan keterangan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E, yang disampaikan kuasa hukumnya Ronny Talapessy.
Menurut Ronny di rumah Saguling di lantai 3, Ferdy Sambo memanggil Bharada E.
"Lalu diberikan kotak berisi peluru dan disuruh mengisi magazine," katanya.
Setelah itu kata Ronny keluarlah perintah Ferdy Sambo ke Bharada E untuk menembak Brigadir J.
Baca juga: Febri Diansyah Akui Pengakuan Ferdy Sambo Niat Main Badminton saat Emosional, Aneh dan Janggal
"Karena klien saya ketika menerima perintah, dalam posisi yang tidak bisa menolak. Kemudian ketika klien saya turun ke bawah, klien saya dalam posisi dipanggil terakhir, dan yang lainnya sudah ada di mobil menuju ke rumah Duren Tiga dan disusul FS," ujar Ronny.
Sebelumnya Febri Diansyah mengatakan Ferdy Sambo emosional mendengar laporan dari Putri Candrawathi.
"Jadi ketika Ibu Putri menyampaikan laporan tentang atau informasi terkait dengan apa yang terjadi di Magelang, itu membuat FS atau suami Bu Putri menjadi sangat emosional dan kemudian FS memanggil RR dan RE secara terpisah di rumah Saguling di lantai 3 tersebut," katanya.
Namun pada saat itu, kata Febri Dianyah, Putri Candrawathi masuk ke dalam kamar.
Baca juga: Senin (17/10) Sidang Perdana Ferdy Sambo Cs, akankah Terungkap Pelecehan Putri Candrawathi?
"RR dan RE melihat FS dalam kondisi yang sangat emosional dan bahkan menangis pada saat itu," ujar Febri Diansyah.
Dalam keadaan emosional dan menangis kata Febri Diansyah, Ferdy Sambo bersiap menuju lokasi main badminton.
"Kemudian FS bersiap menuju lokasi tempat main badminton. Jadi awalnya rencana FS adalah dari rumah Saguling adalah pergi main badminton," kata Febri Diansyah.
Baca juga: Ferdy Sambo Tumbang, kini Brigjen Krishna Murti Berkibar, Naik Jabatan dan Pangkat
"Namun kemudian ada lokasi yang ke-3 yaitu di rumah Duren Tiga. Ibu Putri melakukan isolasi di kamar, kemudian FS secara terpisah secara tiba-tiba menyuruh sopir untuk mundur sesaat setelah melewati Rumah Duren Tiga. Jadi pada saat itu niat FS dari rumah di Saguling adalah pergi badminton, namun ketika FS melihat di depan rumah Duren Tiga, sampai lewat beberapa meter jaraknya, Dia kemudian memerintahkan sopir untuk berhenti. Meskipun tidak ada rencana pada saat itu ke rumah Duren Tiga," kata Febri Diansyah.
Di rumah di Duren Tiga inilah, Brigadir J tewas terbunuh di bawah tangga di dekat dapur dengan sejumlah luka tembak di kepala dan badannya. (budi sam law malau)