Harga BBM Naik
Ekonom tak Setuju Pemerintah Menaikkan Harga Pertalite dan Solar, Inflasi Diprediksi meroket
Ekonom mulai waswas melihat gelagat pemerintah yang hendak menaikkan harga BBM bersubsidi, sebab bisa memicu inflasi.
Anggaran ini diambil dari sisa program penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN).
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengungkapkan data tersebut bukanlah alasan tepat untuk menaikkan harga Pertalite.
Baca juga: Harga Pertalite Akan Naik, Airlangga Hartarto: Per Liter Tembus Rp13.150 Jika Subsudi Dicabut
"Jika pun apa yang disampaikan oleh Ibu Menteri Keuangan itu benar, maka pertanyaannya apakah solusinya harga Pertalite harus dinaikkan dengan memangkas subsidi dan kompensasi?" tanya Nailul.
Menurutnya, saat ini tingkat inflasi sedang tinggi, dan akan semakin tinggi jika ada kenaikan harga Pertalite dan Solar.
"Masyarakat yang kaya tidak masalah inflasi mau naik sampai 7-8.5 persen,” ujarnya.
“Tapi masyarakat miskin tidak mampu untuk membeli barang dengan harga yang lebih tinggi, ditambah kenaikan pendapatan juga tidak ada," ungkapnya.
Sementara itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyebut, mayoritas pengguna BBM bersubsidi tidak tepat sasaran.
Kebanyakan masyarakat mampulah yang menikmati BBM bersubsidi dari pemerintah pusat.
Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas pada Kementerian BUMN Abdi Mustakim mengatakan, berdasar data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), hingga 60 persen pengguna BBM bersubsidi adalah masyarakat mampu.
Adapun lembaga lainnya ada yang mencatat 70 persen BBM bersubsidi digunakan oleh masyarakat mampu.
“Hanya maksimal 40 persen BBM bersubsidi yang dinikmati oleh masyarakat kurang mampu, yang memang menjadi target dari subsidi itu sendiri,” ujar Abdi saat diskusi bertajuk ‘Subsidi BBM untuk Siapa’, Kamis (25/8/2022).
Menurutnya, Pertamina melaporkan data tersebut kepada kementerian maupun lembaga terkait agar menjadi pertimbangan.
Sebab peningkatan subsidi secara drastis ini karena kenaikan harga minyak dunia.
Abdi mengaku sulit memastikan agar subsidi BBM tepat sasaran, dan kebijakan ini pernah dilakukan saat lebaran petugas di SPBU berupa pembatasan solar.
Namun, saat itu petugas di lapangan malah mendapat pertentangan dari masyarakat.