Harga BBM Naik
Ekonom tak Setuju Pemerintah Menaikkan Harga Pertalite dan Solar, Inflasi Diprediksi meroket
Ekonom mulai waswas melihat gelagat pemerintah yang hendak menaikkan harga BBM bersubsidi, sebab bisa memicu inflasi.
“Petugas ditentang pengemudi truk, ini membahayakan atau menjadi risiko untuk dirinya secara pribadi. Sampai sebegitunya kita berusaha untuk memastikan BBM bersubsidi ini agar tepat sasaran,” katanya.
Karena itu, Abdi menyarankan agar subsidi BBM perlu ditinjau kembali, sehingga bisa dilakukan penghematan untuk pembangunan di sektor yang lain. Kata dia, subsidi energi inilah yang paling tinggi dalam sejarah, yakni Rp 502 triliun.
“Karena kebijakan yang diambil itu betul-betul dengan pertimbangan paling baik untuk negara dalam jangka panjang bukan untuk menyusahkan masyarakat,” ucap Abdi.
Sementara itu pengamat Migas dan Energi Ari Soemarno, menambahkan, subsidi BBM sudah berlangsung sejak orde lama, dan kemudian berlanjut pada orde baru.
Dia menyebut, dari awal sudah disadari bahwa subsidi ini tidak adil, karena dijual secara bebas sehingga hampir semua lapisan masyarakat bisa menikmatinya.
Menurut dia, pemerintah bisa mengubah skema subsidi ini secara langsung agar tepat sasaran. Bahkan sudah banyak wacana subsidi seperti ini melalui bantuan langsung tunai (BLT) kepada orang yang membutuhkan.
“Kemudian bisa juga menargetkan komoditas itu kepada yang berhak, yaitu dengan penjatahan,” ujar Ari.