Sebanyak 20 Seniman Muda Indonesia Hadiri Ajang Temu Seni Performans

Temu Seni dihelat sebagai Pra-Event menuju Festival Indonesia Bertutur 2022 di pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 di Magelang September 2022.

Editor: Ichwan Chasani
Dok. Kemendikbud Ristek
Sebanyak 20 seniman muda Indonesia hadir di Makassar untuk mengikuti ajang Temu Seni Performans. 

Temu Seni dengan tema Perfomans yang dilaksanakan di Makassar melibatkan 20 peserta dari berbagai provinsi, 2 fasilitator; yaitu seniman performans, perupa dan pegiat seni budaya, Marintan Sirait dan sastrawan dan penulis, Afrizal Malna, 

Selain kedunya, masih ada 5 narasumber lain yaitu Arkeolog, Drs. Muhammad Ramli; Kepala BPNB Sulsel, Andi Syamsu Rijal, SS., M.Hum.; Puang Matoa Bissu, Bissu Nani; Astronom, Dra. Premana W. Permadi, Ph.D.; serta sutradara dan akademisi, Dr. Asia Ramli, M.Pd.

Ajang Temu Seni Performans di Makassar ini terwujud bekerja sama dengan komunitas Teater Kala yang berperan penting dalam merancang program dan pelaksanaan acara. 

Kala Teater didirikan di Makassar pada Februari 2006. Perkumpulan ini berupaya mencapai visinya, yakni mengasah kepekaan antar-manusia melalui program penciptaan seni pertunjukan, kolaborasi lintas disiplin seni, pelatihan, residensi, diskusi, dan penelitian budaya.

Sebanyak 20 seniman performans muda Indonesia yang turut serta dalam Temu Seni antara lain adalah; Abdi Karya, Anak Agung Putu Santiasa Putra, Arsita Iswardhani, Dimas Dapeng Mahendra, Dimas Eka Prasinggih, Fajar Susanto, Laila Putri Wartawati, Linda Tagie, Monica Hapsari, Prashasti Wilujeng Putri, Rachmat Hidayat Mustamin, Ragil Dwi Putra, Ratu Rizkitasari Saraswati, Ridwan Rau Rau, Rizal Sofyan, Rizky, Wahyu Fathin, Sasqia Ardelianca, Syskaliana, Taufiqurrahman dan Theo Nugraha.

Baca juga: Thalita Latief Putus Komunikasi dengan Dennis LYLA, Sebut Mantan Suaminya Tidak Pernah Nafkahi Anak

Baca juga: Desy Ratnasari Blak-blakan soal Hubungannya dengan Irwan Mussry Suami Maia Estianty, Pernah Dilamar

Program Temu Perfomans ini dihelat sejalan dengan program Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk lebih mengaktifkan cagar budaya, karena kegiatan ini mengangkat kesenian tradisional yang ada di sekitar cagar budaya salah satunya di Makassar, Maros dan Pangkep, Sulawesi Selatan. 

Program ini juga dirancang dengan mengutamakan peristiwa pertemuan, pertukaran, dan jejaring.

Dengan menerapkan konsep Laboratorium Seni yang terbuka, kegiatan ini mengangkat topik sesuai dengan kesepakatan bersama antarseniman yang terlibat melalui diskusi-diskusi terpumpun sesuai konteks ekosistem dan perkembangan kolektif masing-masing bidang.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved