Penembakan
Komnas HAM Akan Buka Rekaman CCTV yang Telah Diganti dan Dalami Luka Sayatan di Tubuh Brigadir Yosua
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia berjanji akan memeriksa CCTV di sekitar lokasi meskipun CCTV pertama sudah sempat diganti.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membentuk tim untuk mengusut kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Komplek Perumahan Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Sejumlah langkah akan dilakukan Komnas HAM untuk menjadikan kasus itu terang benderang.
Salah satunya akan memeriksa CCTV di sekitar lokasi meskipun CCTV pertama sudah sempat diganti.
Terkait luka sayatan di tubuh Brigadir J juga menjadi salah satu kejanggalan yang disebut publik.
“Tim kami yang ada divisi saya pemantauan dan penyelidikan melihat karakter pola. Yang kedua relasi luka misalnya apakah ini tembakan, sayatan, dan sebagainya,” ucap Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dikutip dari Kompas.tv, Minggu (17/7/2022)
Baca juga: Polisi Tetapkan Brigadir Y Tersangka Kasus Pencabulan 4 Anak di Bawah Umur, Termasuk Anak Tiri
Terkait luka dari 5 tembakan di tubuh Brigadir J, Komnas HAM saat ini masih mendalami hal tersebut berdasarkan keterangan dari sejumlah pihak.
“Nanti itu yang akan kami rekonstruksi. Baru kami menanyakan semua pihak, sehingga peristiwanya menjadi terang benderang sehingga apakah ini lima tembakan, tujuh, seribu tembakan dan lain sebagainya akan kami ketahui,” jelas Anam.
Selain luka sayatan, Komnas HAM juga akan menelisik terkait luka tembakan pada tubuh Brigadir J, hingga mengunggkap motif dari penembakan itu.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Minta Jokowi Bentuk Tim Independen, Karena Sulit Percaya Kinerja Timsus
Pihak keluarga minta bantuan Jokowi
Sementara itu, keluarga besar Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J meminta Presiden membentuk tim independen untuk menyelidiki kasus polisi tembak polisi yang menyebabkan tewasnya Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Sebab pihak keluarga mengaku sulit percaya dengan kinerja tim khusus bentukan Kapolri.
Hal itu dikatakan pihak keluarga Brigadir J melalui kuasa hukumnya Kamaruddin Simanjuntak kepada Wartakotalive.com, Minggu (17/7/2022).
"Semoga Presiden RI memperhatikan kasus ini dan membentuk tim independen yang tidak hanya melibatkan petinggi Polri, tetapi juga melibatkan akademisi, praktisi ,termasuk lembaga-lembaga seperti Kontras, Komnas HAM, Kompolnas dan sebagainya," kata Kamaruddin.
Menurutnya pihak keluarga pesimis tim khusus yang dibentuk Kapolri akan menyimpulkan hasil yang objektif dan mengungkap fakta sebenarnya.
Pihak keluarga mengaku sangat sulit untuk percaya atas kinerja tim khusus, meski melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM yang dianggap hanya memonitoring penyelidikan yang dilakukan tim khusus.
Baca juga: Keluarga Brigadir J Tunjukan WhatsApp Terakhir Sebelum Ditembak di Rumah Ferdy Sambo
