Lifestyle
Pandemi Sudah Menurun, Telemedicine Tetap Jadi Layanan Kesehatan yang Diminati, ini Alasannya
ada dua keuntungan besar menggunakan telemedicine, yaitu waktu tunggu pasien yang lebih singkat dan biaya yang lebih murah.
Tanpa layanan telemedicine mereka akan mengunjungi dokter secara offline dan menghabiskan manfaat rawat jalan mereka.
Baca juga: Memaksimalkan Layanan Telemedicine di Era Pandemi Covid-19 Pada Pasien Kanker Anak
Jika mereka berkunjung ke rumah sakit offline akan mengeluarkan biaya untuk dokter dan obat-obatan sekitar Rp404.805.
Sedangkan jika mereka menggunakan jasa Good Doctor hanya mengeluarkan biaya Rp109.936.
Diasumsikan manfaat rawat jalan mereka sekitar Rp2,5 juta per tahun maka mereka hanya bisa berobat ke rumah sakit offline sebanyak 6 kali dalam setahun, sedangkan dengan menggunakan layanan Good Doctor, mereka dapat melakukannya sebanyak 23 kali dalam setahun.
Sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan sumber daya manusia dan jasa keuangan global, Mercer, terhadap lebih dari 14.000 karyawan di seluruh dunia menunjukkan bahwa salah satu tren kesehatan yang diinginkan karyawan adalah akses ke layanan kesehatan digital.
Baca juga: Saat Pandemi Virus Corona Disarankan Lakukan Telemedicine Kecuali Kondisi Darurat
Karyawan tidak perlu mengambil cuti dari pekerjaan untuk mengunjungi dokter mereka, tetapi tetap mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
Tanpa perawatan preventif, karyawan lebih rentan terhadap kondisi kronis yang memerlukan perawatan bedah dan/atau khusus yang lebih canggih dan mahal.
"Salah satu layanan telemedicine, yaitu telekonsultasi dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi masalah kesehatan hingga mengobati penyakit ringan atau sedang," papar Danu.
Dengan layanan ini, karyawan dapat menerapkan gaya hidup sehat hingga mencegah mereka mengalami penyakit berat.