Penyakit mulut dan kuku

Jangan Anggap Sepele ! Perhatikan Ciri-ciri Hewan Kurban yang Kena Penyakit Mulut dan Kuku

Penyakit mulut dan kuku pada hewan kurban menjelang Idul Adha makin merajalela, membuat khawatir para pedagang. Simak gejalanya

Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Dian Anditya Mutiara
Tribunnews
Waspadai penyakit kuku dan mulut sapi jelang Idul Adha 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Hewan yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memiliki gejala klinis yang bisa diperhatikan.

Hal tersebut disampaikan melalui akun instagram @dkpkp.jakarta yang bersumber dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Senin (13/6/2022).

Hewan kambing dan domba yang kena penyakit mulut dan kuku (PMK) memiliki beberapa gejala, seperti:

1. Terjadi adanya lepuh pada sekitar gusi, lidah, rongga mulut dan bibir hewan ternak.

2. Keluar air liur berlebihan atau hipersalivasi.

3. Kematian pada hewan ternak muda.

4. Terjadi lepuh kurang terlalu terlihat atau pada kaki tidak melihat.

Hewan sapi dan kerbau yang tertular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memiliki beberapa gejala, seperti:

1. Demam sampai 41 derajat celcius dan ternak terlihat menggigil.

2. Hewan ternak tidak nafsu makan.

3. Ternak mengalami penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari.

4. Keluar air liur berlebihan dan berbusa di lantai kandang.

5. Saliva atau air liur terlihat menggantung.

6. Ternak terlihat lemas.

7. Kuku pada ternak terluka dan lepas.

8. Menggeretakan gigi, menggosokkan mulut, dan suka menendang kaki.

9. terjadi kompilasi berupa erosi di lidah ternak.

10. Penurunan produksi susu mulai permanen.

11. Ternak akan mulai mengalami kematian dan terjadi pada hewan yang muda.

12. Kehilangan dan penyusutan berat badan akan terlihat permanen pada hewan ternak. 

Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak, terutama sapi di beberapa wilayah di Indonesia, telah memunculkan kekhawatiran.

Terlebih, umat Islam akan menyambut datangnya Iduladha 1443 Hijriah atau Hari Raya Kurban.

Pria Sembada, Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) mengataka PMK pada hewan ternak bukanlah hal yang baru di Indonesia.

"Diketahui hingga kemarin per tanggal 23 Mei, sudah 15 Provinsi terkena PMK ini," kata dia, dalam Talkshow Dompet Dhuafa di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Selasa (31/05/2022).

Sembada menuturkan, kasus PMK yang ditularkan ke manusia itu sangat jarang, bahkan tidak ada.

"Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah kita sebagai faktor yang nyatanya kita membantu mempercepat penyebaran terhadap hewan ternak lainnya. Karena dampaknya yang bisa mempengaruhi ekonomi secara langsung dan tidak langsung," ujarnya.

Baca juga: Ramai Kasus Penyakit Mulut Kuku, Stok Hewan Kurban di Jakarta Timur Tahun Ini Menurun 

"Dampak kerugian PMK ini diketahui dalam satu tahun dapat mencapai 1,5 - 2,5 M Dolar, seperti peternak banyak yang cepat-cepat menjual hewan ternaknya dengan harga berapapun, akibat untuk menghindari terjangkitnya wabah PMK," lanjut dia.

Oleh sebab itu, langkah-langkah antisipasi telah dilakukan sebuah lembaga sebagai upaya pencegahan wabah PMK.

Seperti dilakukan oleh Dompet Dhuafa, yang hingga hari ini tetap mengusung Tebar Hewan Kurban.

Adapun program itu direncanakan dapat terdistribusi hingga ke pelosok negeri di 34 provinsi.

Dompet Dhuafa menargetkan terdistribusi 39.000 ekor kurban yang nantinya akan disalurkan ke daerah-daerah yang membutuhkan daging kurban.

Baca juga: Hadapi Idul Adha, Jabar Siap Penuhi Kebutuhan Hewan Kurban Sehat di Tengah Merebaknya PMK

Baca juga: Dagang Hewan Kurban dari 2009, Endo Kasih Tips: Jangan Pernah Bohongi Pembeli

Kriterianya, yakni daerah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan), daerah yang mengalami defisit daging kurban, daerah pasca bencana.

Dompet Dhuafa akan menyalurkannya dalam bentuk hewan kurban hidup yang nanti disembelih dan didistribusikan berupa daging segar kepada masyarakat.

Ketua Program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa, Dian Mulyadi mengatakan, pihaknya melakukan proses quality control (QC) yang ketat.

Hal itu untuk memastikan seluruh hewan kurbannya dalam kondisi sehat dan terbebas dari penyakit menular.

Selain itu, Dompet Dhuafa juga telah melakukan mitigasi bersama mitra pelaksana kurban di lapangan.

Baca juga: Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Sudin KPKP Jakarta Selatan Wajibkan Karantina 14 Hari Hewan Kurban

"Untuk menjamin kesehatan dan kelayakan hewan kurban, kami berkordinasi dengan banyak pihak tentunya. Selain kita memiliki DD Farm di beberapa titik yang tersebar pada 12 Provinsi juga kita bekerjasama dengan dinas kesehatan hewan, petugas keamanan setempat, dan dokter-dokter hewan setempat," kata dia.

"Hal tersebut adalah upaya mitigasi agar hewan-hewan kurban yang disediakan Dompet Dhuafa layak dan sehat untuk dijadikan hewan kurban pada hari raya kurban nanti. Pun quality control yang dilakukan secara bertahap, mulai dari pembiakan dengan QC oleh pendamping baik secara fisik, aktivitas, dan medis," sambungnya.

Dian menuturkan, QC dipantau setiap saat oleh mitra pendamping yang juga disebut sebagai anak kandang.

Tugasnya adalah menjaga dan memantau kesehatan, pakan, kandang, hingga kebersihan.

"Selain itu, kami memberikan sosialisasikan apa itu PMK dan penanggulangannya pada semua mitra baik di DD Farm, maupun peternak lokal bersama Dinas Kesehatan dan Kementrian Pertanian," kata dia.

"Lalu, kami mengeluarkan buku petunjuk yang sudah mendapat uji kelayakan dari Kementrian Pertanian dan didistribusikan pada seluruh peternak dan mitra. Kami juga memberikan himbauan selalu agar tetap menjaga selalu kebersihan kandang, hewan, dan memastikan di setiap harinya ada pemberian gizi dan vitamin agar hewan ternak sehat dan terhindar dari penyakit dan virus," sambungnya. (M31)

 

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved