Berita Jakarta

Ramai Kasus Penyakit Mulut Kuku, Stok Hewan Kurban di Jakarta Timur Tahun Ini Menurun 

Dampak dari PMK itu sendiri juga dapat membuat hambatan dari segi akses pengiriman hewan kurban, terutama sapi ke ragam daerah di Indonesia.

Penulis: Rendy Rutama | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Rendy Rutama Putra
Lapak hewan kurban milik Muhammad Yusuf (38) di Jalan Jenderal Basuki Rahmat (Seberang SPBU Basuki Rahmat), Jakarta Timur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA TIMUR - Muhammad Yusuf (38) selaku pedagang sapi di Jalan Jenderal Basuki Rahmat (Seberang SPBU Basuki Rahmat), Jakarta Timur mengungkapkan penurunan stok jual hewan Qurban miliknya dari tahun sebelumnya.

"Biasanya setiap tahun pedagang sapi dan kambing, terutama sapi enak-enak saja, katakan tahun kemarin stok kita ada 100, sekarang kita mau menyediakan stok 100 ya mikir juga, yang baru sampai Jakarta aja saat ini belum semuanya," ujarnya saat ditemui Wartakotalive.com, Selasa (31/5/2022).

Hal itu dirasakannya sebab proses pengantaran hewan kurban miliknya yang berasal dari luar daerah harus mengikuti kebijakan pemerintah saat ini, terkait antisipasi Penyakit Mulut Kuku (PMK).

Baca juga: Dinkes Kota Tangerang Imbau Masyarakat Tidak Panik Adanya Wabah PMK pada Hewan Ternak

Tahapan prosedur kebijakan tersebut dirasa Yusuf yang menjadi sebab terlambatnya pengiriman hewan kurban ke daerahnya, yakni Jakarta.

"Karena proses antar ke Jakarta ini dari luar pulau harus memenuhi syarat-syarat administrasi, jadi memakan waktu, otomatis jumlah stok berkurang," tuturnya.

Nyatanya, dampak dari PMK itu sendiri juga dapat membuat hambatan dari segi akses pengiriman hewan kurban, terutama sapi ke ragam daerah di Indonesia.

Baca juga: Hadapi Idul Adha, Jabar Siap Penuhi Kebutuhan Hewan Kurban Sehat di Tengah Merebaknya PMK

Selain itu, Yusuf juga menyampaikan mayoritas pedagang hewan kurban di Jakarta untuk membeli stok yakni berasal dari luar daerah tertentu.

"Dampak tetap ada, karena memang kalau pasar kambing dan sapi itu kan memang rata-rata dari semua penjuru, baik sumatera, Jawa tengah, Jawa timur, sampai Jawa barat, karena memang pasar stok ini menipis," pungkasnya.

Di akhir pembicaraannya, lelaki bertopi hijau tua tersebut mengungkapkan kebijakan ini bisa bergulir dengan baik dan tidak ada yang dirugikan dari segi apapun.

Ia juga berharap, pemerintah bisa lebih segera memperhatikan detail terkait jangka panjang dalam permasalahan ini, antara lain perihal pengiriman lintas daerah.

Baca juga: Dagang Hewan Kurban dari 2009, Endo Kasih Tips: Jangan Pernah Bohongi Pembeli

Mengingat waktu idul adha yang dijalankan umat Islam dirasa Yusuf tidak lama lagi akan dilaksanakan.

"Semoga kita terbantu dengan adanya peraturan seperti ini, kita bisa jadi benar harus teliti, secara kan total hewan yang diperjual belikan seluruh Indonesia pasti ada aja yang kurang fit, tapi dengan adanya prosedur pengecekan ini jadi bentuk perhatian dari pemerintah kepada kita," ungkapnya.

Tanggapan lainnya berasal dari Willy (37), ia mengungkapkan melakukan pertundaan pembukaan lapak jual hewan qurban miliknya, sebab stok yang dimilikinya saat ini dirasa masih belum sesuai harapan.

Baca juga: Hadapi Idul Adha, Jabar Siap Penuhi Kebutuhan Hewan Kurban Sehat di Tengah Merebaknya PMK

"Ya gini, stok sedikit, tidak bisa banyak seperti tahun lalu, karena kan saya biasanya buka itu h-15, tapi karena sekarang baru datang hanya 70 % , sisanya masih proses administrasi dari Jawa, jadinya nunggu dulu, paling buka nanti H-10 tunggu semuanya sampai," lugas Willy.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved