Berita Nasional
Gelar Konvoi di Jalanan, Khilafatul Muslimin Ingin Masyarakat Tahu Khilafah Sudah Ada di Indonesia
Menurut Abu Salma, pihaknya ingin secara terang benderang memperlihatkan kehadiran Khilafatul Muslimin dengan paham khilafahnya kepada masyarakat
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM,BEKASI SELATAN-- Beberapa waktu lalu, petinggi Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja diamankan Polda Metro Jaya terkait dengan konvoi khilafah yang terjadi di Cawang, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Dimana, aksi konvoi yang dilakukan itu memasang poster di kendaraan bertuliskan kebangkitan khilafah.
Hal ini pun juga diakui oleh Amir Wilayah Khilafatul Muslimin Bekasi Raya Abu Salma.
Diungkapkan oleh Abu Salma, jika aksinya ini sebenarnya program rutin yang biasa dijalankan sejak 2018, mulai dari Banten hingga Madura.
Bahkan kegiatan-kegiatan ini pun juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, termasuk juga di Kota Bekasi.
"Maksud dan tujuan konvoi kita ingin transparan, terhadap masyarakat supaya jelas dan paham adanya keberadaan khilafah yang hari ini sudah ada di Indonesia," kata Abu ditemui di Kota Bekasi, Rabu (8/6/2022).
Baca juga: Abdul Qadir Baraja Ditangkap, Abu Salma Pastikan Aktivitas Khilafatul Muslimin Tetap Berjalan Normal
Menurut Abu Salma, pihaknya ingin secara terang benderang memperlihatkan kehadiran Khilafatul Muslimin dengan paham khilafahnya kepada masyarakat Indonesia.
Lagi pula, kata dia, kegiatan konvoi ini pun juga tidak ada yang dirugikan.
Ia menyebut, banyak masyarakat yang menerima selembaran brosur yang disebar saat konvoi itu.
"Kita terang terangan, terbuka kepada masyarakat. Sehingga menurut kami konvoi motor ini lebih memudahkan kita untuk bermasyarakat seperti itu salah satunya konvoi," katanya.
Baca juga: PKB Akan Berkoalisi dengan PKS, Jazilul Fawaid Yakin Pasangan Capres yang Diusung Bakal Menang
Abu menyebut jika brosur yang disebarkan itu berisi maklumat yang menyampaikan ada khilafah. Bahkan dibeberapa daerah pun juga melakukan hal serupa, dan hal ini pun tidak sampai menyebabkan keonaran seperti yang disampaikan di wilayah Brebes.
Sebelumnya, aksi konvoi puluhan motor sambil membawa poster Khilafah Islamiyah, Minggu (29/5/2022), viral di media sosial.
Dalam konvoi motor itu, tampak pemotor membawa atribut berupa poster hingga bendera bertuliskan 'Khilafatul Muslimin' Wilayah Jakarta Raya Sambut Kebangkitan Khilafah Islamiyah.
Dalam narasi video yang beredar, diduga konvoi itu dilakukan di Cawang, Jakarta Timur, pada Minggu (29/5) sekitar jam 09.14 WIB.
Baca juga: Kejanggalan FPI Abal-abal Deklarasi Anies Capres, KH Khoerul Merasa Dijebak, Bendera HTI Aman
Aktivitas berjalan normal
Di sisi lain, Abu Salma mengatakan pasca-ditangkapnya pemimpin Khilafatul Muslimin, Abdul Qadir Baraja oleh Polda Metro Jaya beberapa waktu, kegiatan Khilafatul Muslimin masih tetap berjalan.
"Seperti biasa (aktifivitas), tapi untuk publish kita masih harus koordinasi dengan aparat setempat tapi kalo yang sifatnya rutin seperti tahlil, taklim itu biasa," kata Abu Salma
Abu Salma menyampaikan jika pihaknya selalu terbuka dengan siapapun, termasuk aparat kepolisian
Bahkan setiap kegiatan yang dilakukan, pihaknya selalu mengundang polisi agar memahami betul kegiatan Khilafatul Muslimin.
Baca juga: VIDEO : Polisi Tetapkan Pemimpin Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja Sebagai Tersangka
"Sehingga harapan kita, aparat bahkan temen temen media juga dengan kegiatan Khilafatul Muslimin, bisa diperhatikan bahkan bisa di beritakan juga sehingga transparan gitu," katanya.
Menyikapi penangkapan pemimpin Khilafatul Muslimin, Abu Salma menyebut seharusnya aparat kepolisian bisa melakukan pembicaraan secara baik-baik.
Sehingga tidak terlihat jika pihak aparat bertindak arogan.
• Abdul Qodir Hasan Baraja Dua Kali Ditangkap terkait Kasus Terorisme, Pernah Ngebom Candi Borobudur
"Kan bisa aparat baik baik mau ambil khilafah Abdul Qadir Hasan Baraja untuk dimintai keterangan. Ini kan sungguh mendadak. Jadi kesannya seolah-olah aparat arogansi dengan penangkapan Khalifah," ujarnya.
Kendati demikian, Abu Salma menyadari jika apa yang dilakukan oleh Aparat kepolisian sudah sesuai dengan prosedur hukum.
Maka dari itu, pihaknya tetap berlapang dada terkait keputusan hukum.
"Kita menghargai keputusan hukum. Keputusan hukum yang memang pemerintah mungkin polanya seperti itu kita juga menyadari," ucapnya.
Buletin bertentangan dengan Pancasila
Kelompok Khilafatul Muslimin telah menerbitan buletin bulanan sebanyak 80 edisi di kawasan Sukabumi, Jawa Barat untuk disebar ke anggotanya di seluruh wilayah Indonesia.
Direktur Reserse Kiminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, selain buletin bulanan, ada juga website yang menerbitkan artikel yang dapat memecah belah warga Indonesia.
Karena dalam tulisan ini berisi bertentangan dengan ideologi Pancasila dan Undang-undang dasar 1945, sehingga harus segera ditindak.
Baca juga: VIDEO : Alasan Pimpinan Tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qodir Hasan Baraja Ditangkap
"Ini organisasi cukup besar ada 23 kantor wilyah seperti di Sumatera, jJawa, termsusk wilayah Timur," katanya Selasa (7/6/2022).
Oleh karena itu Hengki menganggap organisasi ini bukan kelompok sederhana karena pegikutnya cukup banyak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Penindakan terhadap Abdul Qodir Hasan Baraja ini sebagai titik awal pihaknya menangkap orang-orang yang memiliki pemahaman tidak sesuai dengan Pancasila.
Baca juga: Tiba di Polda Metro Jaya, Polisi Tetapkan Abdul Qodir Pemimpin Khilafatul Muslimin Sebagai Tersangka
"Proses akan panjang dan kami akan berkoordinasi dengan wilayah, jadi kita fokus betul dalam melakukan penyidikan dan penindakan," tuturnya.
Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangani kasus Khilafatul Muslimin tidak hanya soal konvoi sepeda motor tegakan kilafah di kawasan Cawang, Jakarta Timur pada Minggu (29/5/2022) lalu.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya memiliki entri point untuk menindak kelompol yang dipimpin oleh Abdul Qodir Hasan Baraja.
Baca juga: Abdul Qodir Hasan Baraja Dua Kali Ditangkap terkait Kasus Terorisme, Pernah Ngebom Candi Borobudur
Pertama adalah menganut dan mengembangkan ajaran yang bertentangan dengan Pancasila.
Kedua yaitu terkait dengan berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran di lingkungan masyarakat.
"Ini pun dalam praktinya selain masyarakat umum justru di kalangan muslim sendiri (bisa terjadi keonaran)," tuturnya di Mapolda Selasa (7/6/2022).
Sebelum bergerak menindak Abdul Qodir, pihaknya sempat memanggil saksi ahli dari literasi islam, ideologi islam, ahli bahasa, pidana dan ahli psikologi.
Hasilnya, kelompok tersebut dianggap melanggar Undang-undang organisasi masyarakat yakni bertentangan dengan ideologi Pancasila.
"Kemudian kedua terkait pencapaian berita bohong yang bisa menimbulkan keonaran," tegasnya.
Ditangkap di Lampung
Diberitakan sebelumnya, Polda Metro Jaya menangkap pemimpin Khilafatul Muslimin, Abdul Qodir Hasan Baraja di Bandar Lampung pada Selasa (7/6/2022) sekira pukul 06.30 WIB.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menjelaskan secara singkat kasus yang pernah melibatkan lelaki paruh baya tersebut.
Pada Januari 1979 silam, pria berjenggot putih itu pernah dihukum karena terorisme di Indonesia.
Baca juga: Tiba di Polda Metro Jaya, Polisi Tetapkan Abdul Qodir Pemimpin Khilafatul Muslimin Sebagai Tersangka
Namun ia tak menjelaskan secara rinci aksi teroris yang dilakukan oleh Abdul Qodir pada tahun 1979 silam.
"Pernah melakukan pengeboman Candi Borobudur pada tahun 1985," ucapnya di Mapolda.
Menurut Zulpan, tersangka memiliki kedekatan dengan kelompok radikal dan dikhawatirkan aksi-aksi teror kembali terjadi.
Mengingat, kelompok Khilafatul Muslimin ini sudah semakin besar dan markasnya ada di seluruh Indonesia.
Baca juga: Pimpinan Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja Ditangkap Bukan karena Kasus Terorisme
"Kami menemukan tindakan melawan hukum atau tindak pidana yang dilakukan oleh Ormas Khilafatul Muslimin," ujar polisi berpangkat melati tiga.
Zulpan melanjutkan, penindakan terhadap Abdul Qodir bukan hanya karena adanya konvoi tegakkan khilafah di kawasan Cawang, Jakarta Timur.
Tapi juga adanya provokasi atau ujaran kebencian serta berita bohong di sosial media Youtube, wesbite dan buletin.
Baca juga: Polisi Ciduk Pemimpin Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Baraja, Diduga Sebar Hoaks Hingga Bikin Gaduh
"Menjelekkan pemerintah yang sah yang ada di negara kita. Kemudian kelompok ini menawarkan solusi sebagai pengganti ideologi Pancasila demi kemakmuran bumi dan kesejahteraan umat," jelasnya.