Pilpres 2024

Trimedya Pandjaitan Pertanyakan Prestasi Ganjar Pranowo selain Main Medsos, Begini Respon Hasto

Hasto menegaskan bahwa seluruh keputusan terkait pencapresan dari PDI-P berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Trimedya Panjaitan dan Ganjar Pranowo 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Masuknya nama Ganjar Pranowo sebagai salah satu kandidat potensial calon presiden 2024 ditanggapi beragam oleh internal PDI Perjuangan.

Tidak sedikit yang terang-terangan mengungkapkan kekesalan atas adanya gerakan yang terus-menerus melambungkan nama Ganjar Pranowo sebagai capres.

Salah satunya yang dikatakan politisi PDI-P Trimedya Panjaitan yang mempertanyakan apa prestasi nyata Ganjar yang membuatnya layak menjadi calon presiden.

Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto merespons pernyataan politisi PDI-P Trimedya Panjaitan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai ambisius untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

Baca juga: Soal Peluang AHY di Pilpres 2024, Partai Demokrat: Kami Serahkan kepada Rakyat

Secara khusus, Hasto meminta seluruh kader PDI-P tidak terbawa arus akan narasi-narasi pencapresan yang beredar saat ini.

"Saya mengingatkan supaya tidak terbawa arus dan terpengaruh genderang pihak lain yang mau seret Partai untuk ikut-ikutan soal capres," kata Hasto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/6).

Ia menegaskan bahwa seluruh keputusan terkait pencapresan dari PDI-P berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Urusan capres itu Bu Mega. PDI Perjuangan saat ini bagaikan air mengalir. Dalam perumpaan saya, bagaikan air yang mengalir. Yang mengalir untuk pertanian rakyat bukan ke laut yang penuh dengan gelombang," katanya.

Baca juga: Politisi Gerindra Bilang Tak Ada Perjanjian dengan PDIP Duetkan Prabowo-Puan di Pilpres 2024

Sebaliknya, dia mengimbau seluruh kader PDI-P untuk fokus membantu rakyat sebagai prioritas kerja partai.

"Karena pilpres sudah ada tahapannya. Skala prioritas Partai saat ini membantu turun ke bawah," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, anggota DPR dari Fraksi PDI-P Trimedya Panjaitan tiba-tiba saja menyoroti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai memiliki langkah ambisius untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Trimedia mempertanyakan kinerja rekannya sesama kader PDI-P itu selama menjabat gubernur.

 "Ganjar apa kinerjanya 8 tahun jadi Gubernur selain main di medsos apa kinerjanya?" kata Trimedya dalam keterangannya, Rabu (1/6). 

Anggota DPR dari Fraksi PDI-P itu kemudian membandingkan kinerja Ganjar dengan Ketua DPR Puan Maharani.

Sementara itu,Ketua Umum Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kuntadhi, mempertanyakan balik pernyataan politisi PDI-P Trimedya Panjaitan yang menuding Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ambisius menjadi calon presiden (capres) 2024.

Pasalnya, Eko menilai sejauh ini Ganjar justru patuh terhadap Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri terkait pencapresan.

"Sampai saat ini Mas Ganjar kayaknya belum pernah statemen apa-apa soal Pilpres deh. Bahkan kalau ditanya orang tentang Pilpres, Mas Ganjar selalu bilang urusan itu menjadi wilayahnya Bu Mega selalu ketua umum PDI-P.

Jadi, gimana mau dibilang ambisius," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Jumat (3/6).

Eko menuturkan, tudingan ambisius yang dilontarkan Trimedya bisa saja karena melihat elektabilitas Ganjar yang tinggi di sejumlah survei nasional.

Menurutnya, elektabilitas Ganjar bahkan paling tinggi di antara kader PDI-P lainnya.

Namun, ia tak sepakat jika hal tersebut dijadikan alasan Trimedya menuding Ganjar ambisius.

Sebab, elektabilitas dinilai sebagai tanda dukungan dari rakyat.

"Lho, itu kan, menandakan dukungan rakyat. Kalau rakyat mendukung Ganjar yang dianggap pantas melanjutkan Jokowi, kenapa jadi Ganjar yang disalahin?," ucapnya

Hubungan Jokowi dan PDIP disebut baik

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno memastikan hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan PDIP baik-baik saja.

"Hubungan baik-baik saja. Sangat baik-baik saja."

"Tidak ada istilah memanas, tidak ada, sangat sangat sangat baik," kata Pratikno kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Baca juga: Ketua KPK: Korupsi Sangat Bertentangan dengan Setiap Butir Pancasila

Pratikno menyampaikan hal itu, menanggapi isu renggangnya hubungan Jokowi dan PDIP, usai pernyataan Jokowi soal pencapresan kepada relawan Pro Jokowi (Projo).

Menurut Pratikno, situasi politik di Indonesia saat ini dengan pemerintah, termasuk Presiden, baik-baik saja.

Menurutnya, soal ketidakhadiran Jokowi ke acara PDIP maupun sebaliknya, tidak perlu dimaknai sebagai renggangnya hubungan.

Baca juga: Muhaimin Iskandar: Kalau Capres yang Diusung Koalisi Indonesia Bersatu Bukan Saya, Ya Enggak Gabung

"Pokoknya tidak ada masalah dengan perpolitikan kita," tegasnya.

Di sisi lain, ketika Ketum PDIP Megawati Sukarnoputri tidak hadir saat kunjungan Jokowi ke Ende, Nusa Tenggara Timur, juga tidak bisa jadi alasan menilai renggangnya hubungan.

"Beliau (Megawati) kan barusan tiba juga dari luar negeri. Itu juga harus diperhitungkan. Baik-baik, enggak ada masalah," tutur Pratikno.

Bambang Pacul: Ada Indikasi Kuat Jokowi dan Megawati Mau Dijauhkan

Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto menilai, ada indikasi kuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin dijauhkan dari Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri.

Hal itu ia sampaikan, merespons isu keretakan hubungan antara Megawati dengan Jokowi.

"Ini kan ada indikasi, saya tidak mau mengatakan fakta ini."

Baca juga: Menkes: Pandemi Covid-19 Berskala Global, Indonesia Tidak Bisa Putuskan Status Endemi Sendirian

"Ada indikasi kuat hubungan antara Pak Jokowi dengan Ibu mau dijauhkan, itu sudah terjadi sejak lama, ini pengulangan, ini replay lagi," ungkap Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5/2022).

Isu keretakan hubungan kedua tokoh itu berembus usai Jokowi memberi sinyal dukungan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, pada saat berpidato di Rakernas V Projo beberapa waktu lalu.

Ditambah, ketidakhadiran Megawati dan Ketua DPR Puan Maharani di pernikahan adik Jokowi, Idayati, dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman.

Baca juga: Tak Dianggap Wartawan oleh Jaksa Meski Sudah Tunjukkan Kartu Pers, Edy Mulyadi: PWI Bisa Marah

"Ini saya kasih bocoran kata-kata Ibu ketua Umum, gini ngomong di antara kader nih."

"Pak Jokowi itu dilahirkan oleh PDI Perjuangan, dari rahim PDI Perjuangan, dan dibidani oleh Bu Megawati Sukarnoputri ketua umum. Itu kata ibu (Megawati)."

"Pak Jokowi sendiri pernah ngomong sama saya, 'saya sama ibu itu sama seperti anak dan orang tua'."

Baca juga: Polisi Bilang Masyarakat yang Pakai Pelat Nomor Putih Padahal Aturan Belum Berlaku Langgar Aturan

"Ini harus dipahami, karena Pak Jokowi adalah orang Solo, Bambang Pacul juga orang Solo."

"Kota Solo adalah kota budaya, karena di kota kecil ini, yang hanya ada lima kecamatan ini, muncul ada dua kerajaan," tutur Bambang Pacul, sapaan akrabnya.

Ketua Komisi III DPR itu menilai, Jokowi adalah sosok yang tahu budi. Oleh karena itu, dia menjamin Jokowi tak akan berseberangan dengan Megawati.

Baca juga: Epidemiolog Prediksi Paling Cepat Akhir Tahun Ini Status Pandemi Covid-19 Bisa Dicabut

"Tahu budi, itu pasti, karena itu kultur, Pak Jokowi pasti, enggak mungkin, one hundred percent saya jamin bahwa Pak Jokowi tak akan pernah bertabrakan dengan Bu Megawati," tegas Pacul.

Pacul lantas mengungkapkan alasan Megawati dan Puan tidak hadir dalam acara pernikahan Idayati.

Dia mengungkapkan, Puan tidak hadir karena harus memenuhi dua agenda pada hari tersebut.

Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 31 Mei 2022: 5 Pasien Wafat, 247 Orang Sembuh, 340 Positif

Namun, dia memastikan Puan diundang dalam acara pernikahan itu.

"Mbak Puan diundang, tapi Mbak Puan punya acara dua."

"Pagi ke Bali untuk urusan mitigasi bencana nasional, kemudian siangnya Mbak Puan harus membuka Festival Kopi Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: KPU Bakal Utamakan Produk Lokal untuk Pengadaan Logistik Pemilu 2024 Seperti Permintaan Jokowi

Terkait ketidakhadiran Megawati, Pacul mengaku tidak tahu.

Dia hanya mengungkapkan bahwa aktivitas Megawati di luar rumah selalu dievaluasi secara ketat selama masa pandemi Covid-19.

"Bu Megawati saya tidak tahu, karena aku enggak di samping ibu."

"Tapi ibu (Megawati) untuk pertimbangan keluar itu pasti akan bertimbang ketat. Ibu (Megawati) dalam masa Covid tidak pernah keluar," paparnya.

Sebagian artikel ini tayang di Tribun Jateng

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved