Seniman

Cak Kandar Pernah Jual Lukisan Berwajah Tuhan Yesus di Gereja Katolik Santa Theresia dan Bikin Macet

Cak Kandar seorang seniman tahan banting. Dia pernah bikin heboh warga yang melintas di jalan depan Gereja Katolik Santa Theresia, Jakarta Pusat.

Editor: Valentino Verry
warta kota/leonardos wical
Seorang pelukis ternama Indonesia, Cak Kandar saat ditemui sebelum acara konferensi pers Indonesia Content Creator Conference 2022 di Menara Batavia, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2022). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Tahun 1971 merupakan awal dari seorang pelukis ternama asal Surabaya, Jawa Timur, Cak Kandar untuk merintis karier di DKI Jakarta.

Cak Kandar bercerita pengalamannya saat itu, ia tertarik dengan bunyi lonceng dari Gereja Katolik Santa Theresia, Kecamatan Menteng Jakarta Pusat.

Ia mengatakan, ketertarikan terhadap bunyi lonceng tersebut menjadikan sebuah ide bagi dirinya untuk membuat lukisan berwajah Yesus.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Masih Mahal, Pengamat: Libatkan Kapolri dalam Pelaksanaan Program

Kepada wartakotalive.com saat ditemui sebelum acara konferensi pers Indonesia Content Creator Conference 2022 di Menara Batavia, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (24/5/2022), Cak Kandar yang kebetulan berada di situ mengaku, banyak umat Gereja yang tertarik dengan lukisannya.

“Jadi saya kan bikin lukisan wajah Yesus, lalu saya jual di Gereja Katolik Santa Theresia. Saya tawarin di depan pintu masuk. Ternyata banyak yang penasaran, sehingga terjadi kemacetan,” ujar pria tiga orang anak tersebut.

Cak Kandar mengatakan, saat itu pastor Gereja langsung menghampiri dan tidak mengusirnya.

Pastor tersebut malah mempersilahkan Cak Kandar untuk masuk dan menawarkan lukisannya di tempat penjualan souvenir.

Ilustrasi lukisan Tuhan Yesus.
Ilustrasi lukisan Tuhan Yesus. (Tribunnews.com)

Hal tersebut supaya tidak terjadi kemacetan dan umat Gereja bisa leluasa melihat hasil lukisan Cak Kandar.

“Terus kebetulan ada orang Tionghoa yang ngasih kartu nama sama alamatnya kan. Saya disuruh ke rumahnya, ya udah sore saya ke rumah dia. Ehh, ternyata lukisan saya dihargai sama dia Rp 15.000, tahun 1971 kan untuk nominal segitu udah gede banget. Apalagi itu saya baru awal merintis di Jakarta,” ungkapnya.

Cak Kandar mengatakan, pengalaman tersebut sangat berkesan karena itu merupakan harga jual tertinggi bagi dirinya pada saat itu.

Baca juga: DKPP Kota Bogor Gelar Razia Daging Hewan Ternak untuk Mencegah Penyebaran PMK

Pria yang sudah menggeluti dunia lukis sejak tahun 1965 tersebut mengatakan, awal dari ia hijrah ke Jakarta adalah karena dirinya merasa sedikiti takabur.

Cak Kandar bercerita, saat ia main-main ke Semarang, Jawa Tengah, dirinya merasa sombong dengan sesama seniman di sana.

“Saya bilang ke mereka kalau saya sudah dimuat oleh berbagai media di Surabaya. Lalu semua media yang saya sebutkan itu, dia bilang tidak beredar di Semarang,” ujar pria yang sudah memiliki tujuh orang cucu tersebut.

Dari situlah Cak Kandar berpikir, kalau hanya di Surabaya saja perkembangannya akan lambat.

Sehingga ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta sekitar tahun 1971 untuk menekuni dunia lukis menjadi suatu profesi, tidak hanya sekadar hobi.

Baca juga: Waspada, Begal HP Bermodus Menanyakan Alamat ke Korban, Terjadi di Kawasan Tambora

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved