Eksklusif Warta Kota
Musim Kemarau Panjang, Ini Antisipasi yang Dilakukan BPPD DKI Jakarta
Dampak musim kemarau tersebut yaitu kekeringan yang mengakibatkan pada kelangkaan air bersih dan peningkatan polusi udara.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dian Anditya Mutiara
Kami memberikan bantuan kepada masyarakat ada selimut, kasur, menyediakan air bersih. Terkait fungsi, salah satu fungsi kami adalah penanganan kebencanaan walaupun di berikutnya ada dukungan Damkar, Satpol PP, Dinkes.
Kami juga melakukan kaji cepat dan kaji ulang penghitungan kerugian kejadian kebakaran di awal daerah terbakar, berapa luas, dampaknya. Terakhir, kami melakukan assessment recovery rehabilitasi terhadap warga korban kebakaran, banjir, dan lain-lain.
Baca juga: Catatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 2022, Ubah Hari Menjadi Gerakan
Adakah perbedaan fungsi BPBD DKI Jakarta dengan BPBD pada wilayah lain?
Pada dasarnya sama dengan kota/kabupaten di wilayah lain tetapi memang kompleksitas permasalahannya berbeda.
Di Jakarta, permasalahannya cukup tinggi seperti kebakaran beruntun, cuaca ekstrem, kadang-kadang hujan besar, sampai air rob seperti di Jakarta Utara.
Seperti apa mekanisme kerja BPBD, bertindak saat bencana sudah terjadi atau telah mempersiapkan diri sebelum bencana?
Kami bekerja sebelumnya. Ada edukasi kepada masyarakat, ke kelurahan, RT, RW. Sifatnya mengantisipasi bencana.
Kalau terjadi bencana, kami turun saat bencana sampai dengan pascabencana. Jadi, sebelum, saat, dan sesudah.
Lalu kami mengantisipasi terhadap terjadinya kemungkinan risiko-risiko bencana yang ada di wilayah Jakarta.
Makanya hampir setiap saat kami memberikan istilahnya informasi kepada warga yang berkaitan dengan tinggi muka air yang ada di Katulampa, di Kali Persanggahan, Kali Krukut, dan lain-lain.
Kami menginformasikan setiap dua atau tiga jam kepada publik. Kita ini juga kan mengalami yang namanya global warming ya, peningkatan suhu udara secara global yang mungkin kalau dipelajari berdampak dari kondisi cuaca di kutub Utara-Selatan, pemanasan global yang dilakukan oleh warga bumi berkaitan dengan penggunaan ozon dan lain-lain.
Lalu terkait prakiraan BMKG yang menyebut per April 2022, rata-rata wilayah Jakarta memasuki awal musim kemarau. Seperti apa antisipasi BPBD DKI?
Yang perlu saya tegaskan Indonesia tak mengalami gelombang panas seperti yang terjadi di Meksiko, India, dan lain-lain.
Panas yang melanda Jakarta yang katanya mencapai 36,1 derajat celsius itu berbeda dengan gelombang panas tersebut.
Informasi dari BMKG itu bahwa titik matahari sedang berada di ekuator bagian utara artinya cuaca panas akan melanda kawasan sebagian Kalimantan, Sumatra, dan Jawa.