Hepatitis Akut
Tanti Rohilawati Yakin Hepatitis Akut tak Menjadi Pandemi Seperti Covid-19 meski Sebabnya tak Jelas
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tanti Rohilawati tak terlalu khawatir atas penyebaran sakit hepatitis akut, dan meyakini tak menjadi pandemi.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Kasus hepatitis akut kini menjadi perhatian pemerintah. Sebab, pernyakit ini sangat berbahaya ketika menyerang anak-anak.
Penyakit ini sudah menyebar di banyak negara, dan memakan korban jiwa.
Baca juga: Manajemen Bandara Soekarno Hatta Permudah Pengurusan Dokumen Bagi 29.000 Jemaah Haji 2022
Selanjutnya, muncul kekhawatiran penyakit hepatitis akut ini akan menjadi pandemi seperti halnya Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyampaikan kemungkinan kecil kasus hepatitis akut menjadi pandemi.
"Mudah-mudahan tidak ya. Kita berharapnya seperti itu karena ini ternyata ada di dunia juga ya, dan belum terlihat penyebabnya," kata Tanti Rohilawati, Minggu (22/5/2022).
Baca juga: Korban Kebakaran Pasar Gembrong Pindahan ke Rusun Cibesut Senin Ini, Fasilitas Lengkap dan Nyaman
Diungkapkan oleh Tanti, saat ini kasus hepatitis pun juga dalam penelitian dibeberapa negara termasuk Indonesia. Namun, hingga saat ini pun belum ada yang dapat menyampaikan jika hepatitis ini bisa menjadi pendemi seperti virus Covid-19.
"Sampai saat ini tidak ada tidak ada ini untuk ke sana (pandemi)," katanya.
Sebelumnya Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmidzi menyatakan jika melihat dari kecepatan penularan, jumlah maupun perkembangan kasus hepatitis akut ini, maka untuk menjadi pandemi masih sangat jauh.
Baca juga: Pemkot Bekasi Nyerah Atasi Sampah, Minta Masyarakat Mengelola Sendiri
"Kecil sekali kemungkinannya untuk menjadi pandemi. Tapi kita tahu bahwa peningkatan penyakit ini mulai dari sebagai peningkatan kasus, kemudian ada kejadian luar biasa, ada wabah, kemudian ada endemi, dan ada pandemi," terang Nadia dalam kegiatan virtual Jumat (14/5/2022).
Nadia menyampaikan, jika pada kasus penyakit baru yang belum diketahui penyebabnya ini, kemungkinan yang terjadi adalah kejadian luar biasa atau peningkatan kasus.

"Karena kita belum tahu pengobatannya kita belum tahu cara penularannya," ucapnya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sudah ada 14 kasus dugaan hepatitis akut dilaporkan terjadi Indonesia hingga 17 Mei 2022.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, mengatakan dari jumlah tersebut, 13 kasus diantaranya berstatus pending klasifikasi, dan satu kasus probable.
"Kita sebut kasus dugaan hepatitis akut itu, per tanggal 17 Mei itu ada 14 kasus, yaitu probabel satu kasus. 13 Kasus pending," ungkap Syahril.

14 kasus dugaan kasus hepatitis akut itu tersebar di enam provinsi, yaitu Sumatera Utara 1 kasus (pending klasifikasi), Sumatera Barat 1 kasus (pending klasifikasi), dan Jambi 1 kasus (pending klasifikasi).