Isu Makzulkan Jokowi Berembus Jelang Aksi 21 Mei, Legislator Gerindra: Santai, Rakyat Makin Cerdas

Menurut dia, semua tuntutan para pengunjuk rasa, sepanjang mematuhi ketentuan hukum, boleh untuk disampaikan

KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Legislator Partai Gerindra Habiburokhman, meyakini masyarakat tak bakal mudah terprovokasi melakukan unjuk rasa dengan isu memakzulkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Legislator Partai Gerindra Habiburokhman, meyakini masyarakat tak bakal mudah terprovokasi melakukan unjuk rasa dengan isu memakzulkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Santai saja, rakyat sudah semakin cerdas. Mereka enggak akan gampang diprovokasi oleh siapa pun,” kata Habiburokhman kepada wartawan, Sabtu (14/5/2022).

Meski demikian, Habiburokhman mempersilakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat di muka umum, melalui aksi unjuk rasa.

Baca juga: Anggaran Pemilu 2024 Disepakati Rp76 Triliun, Masa Kampanye 75 Hari

Menurut dia, semua tuntutan para pengunjuk rasa, sepanjang mematuhi ketentuan hukum, boleh untuk disampaikan

“Silakan aja apa pun tuntutan mereka, sepanjang dilakukan dengan cara yang sesuai ketentuan hukum,” ujarnya.

Sebagai Aktivis 98, Waketum Gerindra itu memahami sekali, ketepatan merumuskan tuntutan akan berpengaruh pada gerakan itu sendiri.

Baca juga: Densus 88 Ciduk 24 Pendukung MIT Poso dan ISIS, Salah Satunya Ditangkap di Bekasi

Semakin masuk akal tuntutan, kata Habiburokhman, maka gerakan tersebut akan semakin banyak mendapat dukungan dari rakyat.

“Saya sih enggak ambil pusing, enggak akan mempersoalkan, dan enggak akan melarang-melarang mereka mau mencantumkan tuntutan apa,” papar anggota Komisi III DPR itu.

Sebelumnya, saat aksi unjuk rasa di Bulan Ramadan, spanduk mendesak Jokowi mundur dari jabatan Presiden, sempat terbentang.

Baca juga: Menteri Kesehatan: Kemungkinan Besar Penyebab Hepatitis Akut Adalah Adenovirus Strain 41

Spanduk tersebut juga bertuliskan mosi tidak percaya terhadap DPR dan Pemerintah Jokowi-Maruf .

Rencananya, sejumlah elemen masyarakat dari buruh seperti Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak), akan kembali menggelar demonstrasi besar pada 21 Mei 2022, bertepatan dengan peringatan 24 tahun reformasi.

Aksi tersebut sebagai puncak dari rangkaian gelombang unjuk rasa di berbagai daerah.

Baca juga: Beda dari Covid-19, Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan Sangat Jarang Menular ke Manusia

"Pada 21 Mei, bertepatan momentum reformasi."

"Siapkan kekuatan kita, sosialisasikan ke kampus-kampus, ke pabrik-pabrik, ke kampung-kampung bahwa rakyat akan terus berjuang, rakyat akan terus bergerak," kata Sekretaris Jenderal KASBI pada Kamis 21 April 2022.

Massa aksi dari Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) dan Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) menilai Pemerintahan Jokowi-Maruf Amin gagal menyejahterakan rakyat. Untuk itu, pemerintah dan DPR harus mendengarkan aspirasi masyarakat.

Baca juga: Pemerintah Tunggu 25 Hari ke Depan untuk Lihat Lonjakan Kasus Covid-19 Pasca Libur Lebaran

"Kalau DPR hanya formalitas, jangan pernah disalahkan apabila rakyat tumpah ke jalan tol, jangan salahkan ketika rakyat mematikan roda ekonomi."

"Apabila DPR tidak serius, kita ingatkan agar hati-hati," kata Ketua Umum KASBI Nining Elitos. (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved