Hepatitis
Tak Ingin Hepatitis Akut Jadi Pandemi Seperti Covid-19, DPR Minta Kemenkes Serius Tangani
Oleh karena itu, DPR meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serius menangani kasus hepatitis misterius ini.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad berharap kasus hepatitis akut tidak mewabah seperti pandemi Covid-19.
Oleh karena itu, DPR meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) serius menangani kasus hepatitis misterius ini.
"Mudah-mudahan soal hepatitis ini tidak seperti Covid yang kemudian menjalar dan menjadi pandemi."
Baca juga: DAFTAR Lengkap PPKM Jawa-Bali Hingga 23 Mei 2022: Level 3 Cuma di Pamekasan
"Oleh karenanya kita minta kepada Kemenkes dalam hal ini, supaya lebih serius menangani masalah ini," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/5/2022).
Dasco menilai, jika kasus ini tak dideteksi dan diantisipasi sejak dini, akan terjadi hal yang tak diinginkan.
Untuk itu, Dasco meminta Komisi IX DPR segera berkoordinasi dengan Kemenkes terkait penanganan kasus hepatitis misterius tersebut.
Baca juga: Jokowi: PPKM Tetap Berlanjut Sampai Betul-betul Yakin Covid-19 Seratus Persen Bisa Kita Kendalikan
"DPR akan segera masuk masa sidang, kita akan segera minta Komisi IX DPR koordinasi dengan mitranya itu, Kemenkes, untuk mencari tahu sebab-sebab hal yang menimbulkan hepatitis ini," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan melakukan tindakan pencegahan, salah satuya dengan menjaga kebersihan diri.
“Virus ini menularnya lewat asupan makanan yang lewat mulut."
Baca juga: Adik Kandung Gus Dur Lily Wahid Meninggal, Bakal Dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Tebuireng
"Jadi kalau bisa rajin cuci tangan saja, supaya kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita."
"Kan ini menyerang banyak di bawah 16 tahun lebih banyak lagi di bawah 5 tahun, itu bersih,” ujar Budi usai mengikuti rapat yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/5/2022), dikutip dari laman setkab.go.id.
Secara umum, gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan.
Baca juga: UPDATE Covid-19 RI 9 Mei 2022: 15 Pasien Wafat, 353 Orang Sembuh, 254 Positif
Gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh, dan buang air besar berwarna putih pucat.
Budi meminta para orang tua segera memeriksakan anak dengan gejala tersebut ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, untuk mendapatkan diagnosis awal.
“Kalau dia buang air besar dan kemudian mulai ada demam, nah, itu dicek SGPT- SGOT-nya."
Baca juga: Pemerintah Bakal Terus Terapkan PPKM Jawa-Bali, tapi Aturannya Semakin Dilonggarkan
"Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat."
"SGPT-SGOT normalnya di level 30-an, kalau sudah naik agak tinggi, sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” paparnya.
Budi mengungkapkan, saat ini tercatat 15 kasus dugaan atau suspek hepatitis akut.
Baca juga: 1.295.930 Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada 3-8 Mei 2022, Mayoritas dari Arah Timur
Tiga kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada 27 April, beberapa hari setelah WHO menyampaikan adanya kejadian luar biasa atau outbreak penyakit ini di Eropa.
Budi mengungkapkan, pihaknya menindaklanjuti kejadian ini dengan membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology)
“Tanggal 27 April itu kita sudah langsung mengeluarkan surat edaran, agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan melakukan surveillance monitoring terhadap kasus ini,” paparnya.
Baca juga: Luhut Mengaku Kena Covid-19 Saat Kunjungan Kerja ke Amerika Serikat
Budi menambahkan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat dan Pemerintah Inggris, untuk memperoleh informasi mengenai penyakit ini.
“Memang kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang seratus persen menyebabkan adanya penyakit hepatitis akut ini."
"Sekarang penelitian sedang dilakukan bersama-sama oleh Indonesia, bekerja sama dengan WHO, dan juga kita bekerja sama dengan Amerika (Serikat) dan Inggris."
Baca juga: BURT Bakal Putuskan Tender Proyek Gorden Rumah Dinas Anggota DPR Lanjut Atau Tidak
"Untuk bisa mendeteksi secara cepat penyebab penyakit ini."
"Kemungkinan besar adalah adenovirus strain 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada adenovirus strain 41 ini,” bebernya. (Chaerul Umam)