Hepatitis Akut
Epidemiolog Imbau Orang Tua Perhatikan Anak-anak saat Libur Lebaran, Antisipasi Hepatitis Akut
Epidemiolog Dicky Budiman mewanti-wanti orang tua untuk terus memperhatikan kebersihan anka-anaknya saat menikmati libur Lebaran ini.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman meminta masyarakat untuk waspada terhadap hepatitis akut yang menyerang anak-anak.
Hingga beberapa hari lalu, sudah ada 250 total kasus hepatitis akut yang menyerang anak di berbagai negara, dan 20 orang terpaksa harus melakukan transplantasi, serta satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Baca juga: One Way Bakal Diterapkan Hingga Semanggi Jika Kemacetan Panjang Arus Balik Terjadi
“Itu ada indikator menunjukkan sesuatu yang tidak normal, serius,” ujarnya, Sabtu (7/5/2022).
“Itulah sebabnya ini harus menjadi perhatian dunia dan negara-negara, karena umumnya di tengah situasi seperti ini apalagi ini penyakit baru, maka sifatnya yang terjadi di masyarakat bisa jauh lebih banyak,” lanjut Dicky.
Dicky mengatakan, pada kasus yang terjadi, tidak ditemukan jejak virus hepatitis A-E di tubuh penderita.
Bahkan beberapa penderita ada yang dinyatakan negatif terhadap sitomegalovirus dan adenovirus, meski ada yang dinyatakan positif.
“Jadi ini jelas kalau disamakan dengan penyakit kuning itu nggak sama,” ujarnya.
Baca juga: Agar Pengendara tak Bingung Soal One Way, Dirlantas Polda Metro Jaya Bagikan Brosur di Gerbang Tol
“Untuk mengetahui sumber penyakit dari mana dan bagaimana penularannya, itu yang memerlukan waktu dan penyelidikan epidemiologi,” imbuhnya.
Menurutnya, epidemiolog harus membuka peluang terhadap berbagai kemungkinan dari penyebaran hepatitis akut di Indonesia.
Bahkan sudah ada tiga anak yang meregang nyawa di RSCM Jakarta Pusat yang diduga akibat penyakit ini beberapa waktu lalu.
“Peran epidemiolog itu harus dilakukan untuk menemukan hubungan,” ujarnya.
“Istilahnya itu adalah orangnya, tempatnya, dan waktunya. Itu tiga trias pendekatan epidemiologi yang mendasar,” ucapnya.

“Kemudian juga kalau bicara orang siapa yang kena-kena itu hal yang mendasar. Nah apakah hepatitis akut ini lebih bahaya atau tidak, itu kita belum bisa menjawab, tapi yang jelas harus mewaspadai karena bisa saja berbahaya,” katanya.
Dicky mengatakan, para epidemiolog juga belum dapat menjawab seberapa besar potensi hepatitis akut misterius ini meluas.
Namun, untuk mencegah skenario terburuk itu, pemerintah dapat melakukan berbagai pencegahan melalui vaksinasi atau imunisasi rutin pada anak.