Mudik Lebaran
Berkah Mudik Lebaran Dirasakan Dwi Pedagang Nasi di Terminal Jatijajar Depok
Diperbolehkannya mudik Idul Fitri tahun ini, ia pun turut mendapatkan keberkahan dari sisi pendapatan.
Penulis: Vini Rizki Amelia |
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Vini Rizki Amelia
WARTAKOTALIVE.COM, TAPOS - Mudik lebaran membawa berkah bagi Dwi (40), yang memiliki lapak warung nasi dan juga camilan di kantin Terminal Jatijajar, Tapos, Kota Depok.
Pasalnya, dengan diperbolehkannya mudik Idul Fitri oleh pemerintah di masa pandemi Covid-19 ini, ia pun turut mendapatkan keberkahan dari sisi pendapatan.
"Alhamdulillah dari sejak mudik boleh, banyak pemudik yang pergi dari Terminal Jatijajar, jadinya saya juga kebawa untung karena dagangan laku," kata Dwi kepada Wartakotalive.com di Terminal Jatijajar, Tapos, Kota Depok, Sabtu (30/4/2022).
Dwi menjajakan aneka macam lauk pauk bersamaan dengan nasi putih biasa yang dimasak sendiri oleh ibunda tercintanya.
Dengan dibolehkannya mudik, Dwi mengaku Terminal Jatijajar kembali ramai oleh para calon penumpang dan juga para petugas Perusahaan Otobus (PO) maupun petugas terminal lainnya.
Baca juga: Imam Budi Hartono Minta ASN Kota Depok tak Bablas saat Mudik Lebaran
Baca juga: POLRES Jaksel Dirikan Pos Pelayanan Terpadu di Dua Lokasi Wisata di Jaksel, Ini Lokasinya
"Ya kalau tahun lalu kan 10 hari sebelum lebaran terminal tutup, karena enggak boleh pada mudik, otomatis nggak jualan," ungkapnya.
Tahun ini, Dwi pun merasa senang, lantaran dirinya bisa meraup keuntungan dari kebijakan pemerintah tersebut.
"Alhamdulilah dagangan ramai pembeli," ucapnya.
Ramainya pembeli itu dikatakan Dwi, terjadi saat pemerintah resmi memutuskan mudik lebaran tahun ini boleh dilakukan.
"Pas pengumuman itu kan terminal mulai keliatan ramai, sekitar pertengahan April lah mulai ramainya. Kalau awal-awal puasa sih cuma Rp 400 ribu seharian dari pagi sampai malam. Kalau sekarang bisa Rp 800 ribu seharian," ujarnya.
Meski lumayan pendapatannya, diakui Dwi masih lebih rendah dibandingkan saat warung miliknya berada di area semacam foodcourt Terminal Jatijajar.
Lokasi kantinnya kala itu telah ditutu, karena dipindah ke gedung baru.
Baca juga: Atasi Kemacetan, Polres Bogor Minta Pengelola Wisata dan Hotel Laporkan Jumlah Pengunjung
Baca juga: Menanti Selama Dua Tahun, Bayu Semangat Rayakan Idul Fitri 2022 di Kampung Halaman Bersama Keluarga
"Kalau waktu di sana (kantin outdoor) bisa Rp 1,5 juta sehari. Tapi kalau di sini karena areanya tertutup (indoor) mungkin orang mengiranya (harganya) mahal jadi mungkin jarang makan, paling beli-beli camilan doang atau minuman," katanya.
Selain jualan nasi dan lauk pauk, Dwi juga menjual kopi dan minuman dingin lainnya.