Ramadan

Menerawang Masjid Raya Al-Arif yang Dibangun di Perkampungan Tukang Jagal Hewan di Pasar Senen

Didalam bangunan ada empat pilar berwarna emas yang menopang bak pondasi serta tembok melengkung.

Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Masjid Raya Al-Arif berlokasi di Jalan Stasiun Senen, Kec. Senen, Jakarta Pusat merupakan salah satu masjid tertua Ibu Kota. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Masjid Raya Al-Arif yang berlokasi di Jalan Stasiun Senen, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, merupakan salah satu masjid tertua Ibu Kota.

Masjid peninggalan salah seorang pedagang asal Bugis yakni Upu Daeng Syarifuddin masih berdiri gagah hingga saat ini.

Upu Daeng Syarifuddin wafat pada tahun 1745.

Sekretaris DKM Jami Masjid Al-Arif, Robani mengatakan mulanya masjid ini disebut Masjid Jami Jagal Senen, yang berdiri sejak tahun 1600.

Hal itu dapat dilihat dari plang nama masjid di pintu masuknya.

Nama itu dikarenakan masjid dibangun di tengah perkampungan para tukang jagal hewan ternak di sekitaran Pasar Senen, kala itu.

Baca juga: Akibat Terkendala Perizinan, Desainer Ivan Gunawan Alihkan Pembangunan Masjid dari Garut ke Afrika

"Kemudian di tahun 1969 namanya diganti dengan nama Masjid Raya Al-Arif Jagal Senen," ucap Robani saat ditemui di Masjid Raya Al-Arif, Jakarta Pusat, Jumat (15/4/2022).

Pria keturunan Betawi ini juga menuturkan bahwa beberapa kali masjid nyaris dihancurkan dan digusur pada saat kepemimpinan Jepang.

Baca juga: Begini Cara Wanita Lakukan Itikaf di Masjid, Harus Penuhi Syaratnya Ini

Tetapi, hal tersebut gagal dilakukan lantaran muncul hal mistis sat hendak menggusur masjid tersebut.

Tak hanya penguasa Jepang saja yang berniat menggusur, pada saat kepemimpinan Gubernur terdahulu juga hal yang sama dilakukan.

"Yang terakhir saat zaman Ali Sadiqin, tapi nggak jadi juga karena kan ini sudah ada sejak zaman dahulu," ucap dia.

Masjid Raya Al-Arif berlokasi di Jalan Stasiun Senen 83763534
Masjid Raya Al-Arif berlokasi di Jalan Stasiun Senen

Baca juga: Rumah Dijual di Jalan Masjid Raya 18 Pondok Gede Jatiwaringin, Harga Rp 2 Miliar Bisa Nego

Robani menuturkan, masjid ini merupakan masjid transit.

Dimana letaknya yang berdekatan dengan fasilitas umum seperti stasiun, terminal, dan pasar.

"Masjid disini selalu ramai, karena kan deket sama terminal dan stasiun, banyak yang sejenak beribadah dan beristirahat," jelas dia.

Baca juga: Masjid An-Nawier Terapkan Budaya Unik, Salat Tarawih Telat Satu Jam dari Isya biar Bisa Istirahat

Menjelang adzan magrib, Robani mengajak Wartakotalive.com untuk melihat langsung makam Upu Daeng Syarifuddin dan keempat sahabatnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved