Demo Mahasiswa

Demo Akbar 11 April, Tak Ada Fasilitas DLH DKI Rusak, Jumlah Sampai Menurun dari Aksi Sebelumnya

Paska demo mahasiswa yang berujung rusuh oleh kelompok non mahasiswa, sejumlah tanaman di trotoar sepanjang DPR RI mengalami kerusakan

Warta Kota/ Yolanda Putri Dewanti
Ratusan mahasiswa yang akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta Pusat 

“Tentu ini jadi pembelajaran dan kami sudah ingatkan, bukan berarti menutup ruang demokrasi bagi para pelajar,” kata pria yang akrab disapa Ariza ini, Selasa (12/4/2022).

“Tapi pelajar sebaiknya fokus pada sekolah, apalagi memasuki perguruan tinggi, yang kelas 12 fokus di sekolah,” imbuhnya.

Ariza meminta kepada para siswa tersebut agar tidak terbawa suasana para mahasiswa untuk menyuarakan aspirasi. Sebaiknya segala gagasan yang akan disampaikan kepada pemerintah, diwakilkan oleh teman-teman mahasiswa dari universitas maupun perguruan tinggi.

“Biarlah aktivitas ini kita beri kesempatan kepada kakak-kakak yang di kemahasiswaan, pelajar tidak usah ikut. Harapan kami para guru, orang tua menjaga anak-anaknya jangan sampai nanti pelajar yang tidak mengerti, asal ikut-ikutan sehingga malah menjadi korban,” jelasnya.

Ariza juga mengingatkan kepada para pendemo bahwa yang terpenting dalam berunjuk rasa bukanlah dari jumlah massa yang datang. Namun mantan anggota DPR RI Fraksi Gerindra ini menyebut, substansi dari gagasan yang disampaikan jauh lebih penting dari aksi tersebut.

“Tidak penting ukuran demo dalam jumlah besar, yang penting adalah substansinya. Apa isi yang disuarakan dan bagaimana kita bersama atas ide, gagasan dan prinsip yang baik dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat, bangsa, negara yang kita cintai ini,” imbuhnya.

Karena itulah, kata dia, para mahasiswa diminta menyampaikan aspirasinya lewat kanal yang disediakan, melalui DPR-MPR, pemerintah pusat ataupun Pemprov DKI Jakarta.

Sekalipun harus berunjuk rasa, mahasiswa dan elemen masyarakat yang terlibat agar menahan diri dan jangan mudah terpancing emosi, sehingga tidak berujung anarkis.

“Jangan sampai ada aksi-aksi yang anarkis atau merusak ketertiban, fasos dan fasum, apalagi teman-teman mahasiswa, saya sangat yakin mereka punya idealisme tinggi, punya komitmen yang besar dan menyuarakan suara rakyat,” ucapnya.

“Suara masyarakat banyak, bukan kepentingan orang tertentu, kelompok tertentu. Silakan disampaikan dengan cara baik, dan apapun isinya untuk kepentingan bangsa negara,” lanjutnya.

Meski begitu, Ariza menghormati keputusan elemen masyarakat dan mahasiswa dari BEM SI yang berunjuk rasa menyampikan gagasannya. Apalagi aksi demonstrasi dilindungi undang-undang di Indonesia yang menganut sistem pemerintahan demokrasi.

“Kami menghormati proses demokrasi, Indonesia ini negara demokrasi terbesar ketiga di dunia. Kita bersyukur proses pemilu, pilkada sampai pilkades sejauh ini sejak pemilu langsung tahun 2004 sampai hari ini berlangsung dengan baik dan ini menjadi kebanggaan kita, sebuah bangsa kebesaran harus kita jaga dan hormati,” katanya.

“Sejak reformasi kita bersyukur, bangsa kita mendapat kesempatan dalam memberikan pendapat dan, ada kebebasan berpendapat namun harus bertanggung jawab,” sambungnya.

Ariza mengajak kepada mahasiwa dan elemen masyarakat agar tetap santun menyampaikan aspirasinya.

Dengan begitu, gagasan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pemerintah tanpa merusak fasilitas umum.

“Suarakan pendapatnya, sejujurnya sebaik mungkin melalui saluran ada, apakah itu DPR-MPR atau ke lembaga-lembaga lainnya termasuk ke pemerintah, termasuk ke kami. Silakan sampaikan ke Pemprov DKI, kami hormati dan hargai berbagai masukan termasuk kritik konstruktif,” ucapnya.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved