Berita Nasional

BLT Cuma Solusi Jangka Pendek, Garpu Minta Kemendag Serius Atasi Mahalnya Harga Minyak Goreng

Jufry mendesak pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan untuk segera mencari jalan keluar yang konprehensif.

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Ketua Umum DPP GARPU, Jufry Reigen Lumintang bersama jajaran pengurus saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (GARPU) mengapresiasi upaya Pemerintah Indonesia yang sedang menyiapkan program distribusi Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng.

Bantuan yang akan diberikan kepada 20,56 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) imbas langka dan mahalnya minyak goreng dalam minggu ini dinilai akan cukup membantu masyarakat.

Meski demikian, persoalan masih mahalnya minyak goreng seharusnya sudah menemukan solusi lantaran permasalahan ini sudah menjadi atensi publik cukup lama.

Bahkan, dalam beberapa kesempatan, presiden Jokowi sudah mengingatkan kepada jajarannya untuk segera menuntaskan permasalahan minyak goreng, baik soal kelangkaan maupun tingginya harga.

Baca juga: Gelar Rakesnas Pertama, DPP Garpu Komitmen Terus Dampingi Pedagang dan Pelaku UMKM

Baca juga: Pastikan BLT Minyak Goreng Tepat Sasaran, Kemensos Rancang Sistem Pengawasan Berlapis

“Terlepas dari pro dan kontra soal efektifitas BLT minyak goreng, yang pasti bantuan itu kami nilai akan membantu masyarakat. Namun ini kan sifatnya jangka pendek untuk mendukung sub elemen masyarakat yang terimbas langka dan mahalnya minyak goreng. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan harus mampu segera mengontrol harganya di pasaran. Jangan sampai pasca Idul Fitri, harganya masih mahal,” pungkas Ketua Umum DPP GARPU, Jufry Reigen Lumintang dalam siaran persnya di Kemayoran, Jakarta, Minggu (10/4/2022).

Sebagaimana informasi di lapangan yang diinput oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan DPP GARPU, Jufri melanjutkan saat ini kondisi distribusi minyak goreng di pasaran jauh dari kata normal.

Memang pasca pemerintah mencabut kebijakan minyak goreng dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), stok minyak goreng kemasan menjadi melimpah dan tersedia dalam jumlah yang sangat banyak di berbagai swalayan dan pusat perbelanjaan.

Baca juga: Erick Thohir Tegur Pengusaha Minyak Goreng, di Bulan Ramadan Gotong Royong Atasi Masalah

Sayangnya dengan melimpahnya stok minyak goreng kemasan, harga yang dijual belum kunjung turun.

Hingga 8 April 2022 kemarin sebagaimana data yang dihimpun Tim Litbang DPP GARPU, rata-rata minyak goreng kemasan 2 L dijual masih dijual seharga Rp45-55 ribu.

Lain minyak goreng kemasan, lain pula masalah minyak goreng curah.

Selain harganya yang sudah naik dan dijual antara Rp 19-20 ribu per liter, ketersediaannya di berbagai pasar tradisional sangat terbatas dan tergolong langka. Beberapa pedagang yang dimintai catatan oleh Tim Litbang DPP GARPU masih terus mengeluh soal distribusi minyak curah yang dibatasi.

“Itu keluhan pedagang di banyak pasar tradisional yang dicatat oleh Tim Litbang DPP GARPU. Kalau mereka order 70-100 jerigen, adanya Cuma 20-30 jerigen, 2 sampai 4 hari stoknya habis,” demikian penjelasan Jufry.

Akan hal itu, Jufry mendesak Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan untuk segera mencari jalan keluar yang konprehensif.

Persoalan minyak goreng yang merupakan salah satu komponen kebutuhan utama masyarakat yang harusnya dijamin ketersediaannya dan tentunya perlu dipastikan harganya yang ideal.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal DPP GARPU, Husendro SH,.MH turut menambahkan, Pemerintah Indonesia harusnya tidak berlama-lama mengulur waktu untuk mengambil alih kontrol harga dan ketersediaan minyak goreng.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved