Pemerintah Targetkan Beli 80 Persen Barang Dalam Negeri untuk Dongkrak TKDN Produk Farmasi

Anggaran pemerintah pusat, terutama pada belanja barang dan belanja modal melalui APBN tahun 2022 sebesar Rp538,9 triliun.

Kompas.com
Industri farmasi mengapresiasi upaya pemerintah mendukung gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) melalui business matching, untuk mengoptimalkan pembelian produk dalam negeri. 

"Komitmen yang dilakukan antara pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk belanja produk farmasi dalam negeri ber-TKDN tinggi, harapannya menjadi kebangkitan kemandirian farmasi nasional."

"Yang dampaknya tidak hanya untuk industri, tetapi kami juga, bagi mitra binaan para petani yang membudidayakan bahan baku melalui produk Obat Modern Asli Indonesia yang diproduksi oleh Dexa Group,” papar Hery.

President Director PT Ferron Par Pharmaceuticals Bapak Krestijanto Pandji mengatakan,
menurut catatan Kementerian Kesehatan, dari konsumsi 10 molekul obat terbesar dalam negeri, baru empat obat yang mampu diproduksi dalam negeri, yaitu Paracetamol, Clopidogrel, Omeprazole, dan Atorvastatin.

Sedangkan Cefixime, Amlodipine, Candesartan Cilexetil, Bisoprolol, Lansoprazole, dan
Ceftriaxone, belum dapat diproduksi dalam negeri.

“Kami dari PT Ferron Par Pharmaceuticals telah memproduksi salah satu molekul obat yang dikemukakan Kementerian Kesehatan, yakni Omeprazole."

"Dengan adanya produksi Omeprazole di dalam negeri, kami mendukung peningkatan TKDN industri farmasi lainnya yang memproduksi obat jadi berbahan baku Omeprazole."

"Ini salah satu upaya kami dari industri untuk mempercepat kemandirian farmasi nasional
yang tidak henti mendapatkan dukungan dari pemerintah,” ucap Krestijanto.

Obat Modern Asli Indonesia yang diproduksi oleh Dexa Group merupakan produk ber-TKDN tinggi, karena mulai dari bahan baku, produsen bahan baku, peneliti dan proses penelitian, pengembangan, hingga distribusinya, berasal dari Indonesia.

Dexa Group telah memproduksi 63 persen produk OMAI fitofarmaka dari 57 item fitofarmaka yang terdaftar dalam Nomor Izin Edar (NIE) BPOM.

Sedangkan Obat Herbal Terstandar (OHT) yang diproduksi Dexa Group mencapai 26 persen dari 125 NIE BPOM.

Director of Research and Business Development PT Dexa Medica Dr Raymond Tjandrawinata
menyampaikan, hilirisasi OMAI sebagai produk ber-TKDN tinggi bahkan ada yang mencapai 90 persen, sangat berpotensi menjadi substitusi impor bahan baku obat untuk kategori obat tertentu.

Saat ini OMAI Dexa Group telah diekspor ke mancanegara seperti Filipina, Kamboja, Nigeria, dan Myanmar.

“Apabila pemerintah terus mendorong hilirisasi produk OMAI, maka industri dan peneliti akan berlomba-lomba untuk meneliti, mengembangkan, dan memproduksi bahan baku alam Indonesia menjadi bahan baku obat."

"Sehingga, industri OMAI akan semakin maju dan terwujud kemandirian farmasi nasional."

"Jika biodiversitas alam Indonesia yang kaya ini bisa dimanfaatkan untuk bahan baku obat, maka kekhawatiran kita akan rantai pasok bahan baku, tingginya impor bahan baku obat, tidak akan terjadi lagi,” ulas Dr Raymond. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved