Perang Rusia Ukraina
Ini Jenderal Terkejam Rusia yang Dijuluki Tukang Jagal, Mutilasi Wajah Prajuritnya Karena Seragam
Mikhail Mizintsev tak perduli soal adanya ratusan ribu warga sipil di kota itu dan terus melakukan pemboman di lokasi yang bukan kawasan militer.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
Secara total, pertempuran untuk merebut kembali kota itu berlangsung selama lebih dari empat tahun.
Tetapi periode paling intens terjadi pada akhir 2016, ketika pasukan Rusia dan Suriah mengepung bagian timur kota.
Sementara 270.000 warga sipil masih berada di dalam dan Mizintsev mengebomnya.
Mereka lalu menggulung pasukan dan tank musuh.
Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia memperkirakan bahwa setidaknya 1.640 warga sipil tewas selama periode ini.
Meskipun jumlah pasti sulit didapat dan bisa lebih tinggi.
Pengamat yang berbicara kepada LA Times mengatakan pengepungan itu ditandai dengan tingkat kebiadaban dan penderitaan yang tak tertandingi selama seluruh konflik.
Pasukan Rusia menggunakan bom tandan, senjata kimia, dan bom pembakar. yang semuanya dilarang berdasarkan piagam internasional.
Baca juga: Presiden Asian African Youth Goverment Dukung Rusia dan Ukraina Sepakati Pakta Perdamaian
Selama pengepungan, seringkali lagi di wilayah sipil. Bukti muncul bahwa rumah sakit telah ditargetkan secara sistematis, dan akhirnya dihancurkan sepenuhnya dalam serangan bom.
Gencatan senjata sering diumumkan, tetapi sering kali jeda dalam pertempuran digunakan oleh pasukan Rusia dan Suriah untuk mempersenjatai kembali dan memposisikan ulang sebelum melanjutkan serangan.
Koridor kemanusiaan akhirnya ditawarkan kepada warga sipil yang ingin melarikan diri dari pertempuran, dan sementara ribuan berhasil melarikan diri, yang lain mengatakan mereka ditangkap ketika mencoba keluar.
Sementara beberapa dilaporkan dieksekusi atau meninggal di sepanjang rute yang dianggap aman.
Pengamat mendokumentasikan lebih dari 100 ringkasan eksekusi selama pengepungan.
Sementara Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa hampir 2.500 orang ditahan secara sewenang-wenang oleh pasukan Rusia dimana puluhan diantaranya ada;aj anak-anak.
Nasib serupa kini menimpa masyarakat di Kota Mariupol. Bahkan dalam skala yang lebih besar.