Pemilu 2024

Ramai Isu Penundaan Pemilu, Petani Tambak Bandeng Sidoarjo : Kami Butuh Makan, Bukan Pemilu

Petani Tambak Bandeng Sidoarjo Minta Elit Politik Pikirkan Nasib Rakyat, Tak Hanya Soal Penundaan Pemilu 2024. Berikut selengkapnya

Penulis: Dwi Rizki | Editor: Dwi Rizki
Istimewa
Petani tambak bandeng dan udang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Petani tambak bandeng dan udang Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur menyoroti isu penundaan pemilu 2024.

Dengan membentangkan spanduk bertuliskan tangan, mereka minta elit politik lebih peduli nasib rakyat serta tidak hanya memikirkan Pemilu.

'Pemilu untuk siapa? Kami butuh makan, bukan Pemilu', tulisan spanduk tersebut.

Perwakilan petani Sidoarjo, Sugeng Ashari (44), mengatakan pihaknya sengaja menyuarakan hal tersebut lantaran kesal dengan perilaku elit yang seolah menutup mata dengan kondisi ekonomi masyarakat.

Padahal, sambungnya, selama pandemi pendapatan mereka anjlok hingga 50 persen.

“Sekarang permintaan ikan mulai naik, tapi belum normal seperti dulu,” kata Sugeng pada Senin (21/3/2022).

Dia menuturkan, sejak pandemi tidak ada satu pun partai politik yang memberikan perhatian serius terhadap nasib mereka.

Sekalipun ada yang datang, hal itu hanya dalam rangka kunjungan biasa.

“Ramainya pas pemilihan, minta dukungan. Lha, ini belum apa-apa sudah mau Pemilu lagi,” ujarnya.

Menurut Ashari, masyarakat tidak anti terhadap Pemilu. Namun, lanjutnya, akan lebih baik jika saat ini elit politik mencari solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat.

"Kalau cuma datang minta dukungan, setelah itu pergi buat apa Pemilu,” tegas Ashari.

Baca juga: Sebut Kearifan Lokal, Gembong Mengaku Tak Bisa Paksa Anies Pakai Pawang Hujan untuk Formula E 

Baca juga: Pengamat : Penyebab Kebakaran di Jakarta 80 Persen karena Aliran Listrik

Hal senada disampaikan Suwanto (46). Pemilu yang identik dengan urusan dukung-mendukung dianggap bukanlah solusi atas permasalahan yang ada.

Masyarakat juga tidak akan dirugikan dengan penundaan Pemilu.

“Tidak ada ruginya, wong cuma begitu, dijanji-janji, suruh nyoblos, habis itu tak ada kabar," ungkap Suwanto.

Sebaliknya, ia menilai masyarakat justru dirugikan jika Pemilu dilaksanakan di tengah kondisi pandemi.

Pasalnya, elit politik akan fokus berkampanye untuk meraih dukungan masyarakat.

“Di mana-mana yang diomongin politik. Belum lagi pendukungnya, masih-masing punya jago,” tuturnya.

Yang lebih penting lagi, tambah Suwanto, Pemilu dapat membelah masyarakat ke dalam kubu tertentu sehingga suasana harmonis yang sangat diperlukan dalam mengatasi pandemi bisa terganggu.

"Jangan sampai terjadi lah," pungkasnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved