Stunting

Allin Hendalin Mulai Was-was Lihat Anak yang Menderita Stunting di Kota Tangsel

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, mulai khawatir melihat angka penderita stunting di wilayahnya.

Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Rizki Amana
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar khawatir melihat perkembangan kasus anak yang menderita stunting. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGSEL - Kasus stunting atau gagal pertumbuhan karena kekurangan gizi bagi anak di wilayah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terkategori mengkhawatirkan. 

Sebab, pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel mencatat adanya kenaikan kasus stunting sejak memasuki tahun 2022 jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. 

Baca juga: Polres Tangsel Gelar Patroli Malam Hari, Antisipasi Aksi Begal dan Tawuran

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kota Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar saat dikonfirmasi Tribuntangerang.com. 

"Angka stunting didapat dari survei gizi jadi memang di tahun 2021 dibanding tahun 2022 ini terjadi kenaikan," kata Allin saat dikonfirmasi Ciputat Timur, Kota Tangsel, Sabtu (19/3/2022).

Allin menuturkan kenaikan itu tercatat dengan perbandingan kasus stunting pada tahun 2021. 

Ilustrasi anak yang menderita stunting.
Ilustrasi anak yang menderita stunting. (Warta Kota/ign agung nugroho)

Menurutnya, terjadi kenaikan sebesar dua persen kasus stunting pada anak sejak memasuki tahun 2022 ini. 

"Tahun 2021 stunting sebesar 17 persen, sekarang 19,9 persen naiknya 2 persen," ungkapnya. 

Sementara, Allin mengaku penuntasan permasalahan stunting ini diperlukan kerjasama antar sesama organisasi perangkat daerah (OPD) Kota Tangsel. 

Sebab, penanganan stunting harus dilakukan melalui sejumlah langkah termasuk para wanita remaja maupun pengantin muda. 

Baca juga: Nonton MotoGP Mandalika Area Premium, Seru Dengar Sensasi Suara Bising Motor dan Pebalap dari Dekat

"Nah ini menjadi pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan bersama artinya ini bukan pekerjaan dinas kesehatan saja tapi banyak OPD dan stakeholder lain yang terlibat," kata Allin. 

"Kami Dinas Kesehatan tentunya perannya lebih banyak di hilir bagaimana kami terus melakukan intervensi spesifik untuk stunting ini. Sementara intervensi sensitif itu dilakukan oleh OPD-OPD lain yang terkait," lanjutnya.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved