Pandemi Covid19

Omicron pada Anak tidak bisa diremehkan, Terutama pada Balita

Omicron pada anak tidak bisa diremehkan. Selain anak-anak belum memiliki sistem imun yang sempurna, banyak juga yang belum divaksinasi terutama balita

Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
Warta Kota/Andika Panduwinata
PMI Kota Tangerang gencar menggelar vaksinasi untuk anak-anak, kini dibuka juga layanan vaksinasi booster bagi lansia. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Omicron pada anak tidak bisa diremehkan.

Selain anak-anak belum memiliki sistem imun yang sempurna, cakupan vaksinasi pada anak-anak juga tidak setinggi orang dewasa yang lebih dulu dilakukan. 

Bahkan di luar negeri, datanya menunjukan bila anak-anak terserang omicron, banyak dari mereka memerlukan perawatan.

Hal ini karena anak-anak termasuk kelompok rentan. Terutama untuk anak-anak di bawah lima tahun.

Sistem imun mereka belum berkembang sempurna. Sehingga mereka mudah terserang infeksi.

Baca juga: Kelompok yang Rentan Terkena Omicron dengan Gejala yang tidak lagi Ringan, Siapa saja?

“Di Indonesia vaksin untuk anak dibawah lima tahun belum ada, yang sudah ada baru anak usia 6-11 tahun itupun cakupannya masih rendah,” kata Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K).

“Orangtua harus bertanggungjawab atas kesehatan anak-anak mereka. Terutama untuk anak-anak yang dibawah umur,” imbuhnya. dalam webinar yang dilakukan Soho Global Health dengan tema ‘Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Mencegah Penularan Covid’, belum lama ini.

Orangtua harus membatasi mobilitas mereka, apalagi anak belum dapat vaksinasi dan masih sulit menggunakan masker dalam waktu yang lama.

‘Janganlah mereka dibawa bepergian, untuk berlibur atau ke mal. Kalau sekolah ada pembelajaran tatap muka harus diperhatikan Prokes betul-betul dijalankan,” papar dr. Erlina.

Baca juga: Wagub Ariza Ungkap Kasus Covid-19 Varian Omicron Didominasi Transmisi Lokal

Orangtua dan sekolah harus memantau untuk memastikan anak-anak mengikuti proses pembelajaran tatap muka dengan kondisi yang  sesuai dengan upaya pencegahan.

Mulai dari mereka pakai masker, sering cuci tangan, duduk berjarak, dan pastikan mereka mau divaksinasi.

“Untuk orangtua, saya sarankan jika anaknya demam, batuk pilek, sebaiknya jangan diizinkan sekolah agar tidak menularkan pada anak lainnya. Tetap di rumah, carikan pemeriksaan segera untuk memastikan apakah itu omicron atau bukan,” jelas dr. Erlina.

Senada diungkapkan oleh dokter spesiaslis penyakit dalam konsultan alergi imunologi – RS Cipto Mangunkusumo Prof.Dr.dr Iris Rengganis, Sp.PD-KAI bahwa untuk saat ini pembelajaran tatap muka jangan dilakukan dulu  pada anak-anak yang belum divaksinasi.

Baca juga: Inilah Syarat Rumah yang Boleh Dipakai untuk Isolasi Mandiri Pasien Omicron

“Saya terus terang tidak menganjurkan untuk tatap muka. Tatap muka dilakukan tapi semua pihak, baik guru, anak-anak, serta anggota sekolah lainnya seperti cleaning service dan sebagainya sudah divaksinasi. Dan walaupun sudah divaksinasi mereka tetap harus Prokes dan bergaya hidup sehat,” katanya.

Pada anak-anak yang belum divaksinasi, sementara system imunitasnya belum sempurna di tengah omicron yang penularannya sangat cepat akan mudah tertular dan akan menjadi repot penangannya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved