Pandemi Covid19
Kelompok yang Rentan Terkena Omicron dengan Gejala yang tidak lagi Ringan, Siapa saja?
para pakar mengingatkan bahwa gejala ringan pada omicron bisa terjadi pada orang-orang yang sudah divaksinasi dan usia dewasa muda dan sehat
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Melonjaknya kasus positif Covid-19 saat ini pada varian omicron melompati puncak kasus varian delta pada tahun lalu.
Ketersediaan tempat tidur di rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) juga meningkat.
Sehingga semua daerah menambah tempat isolasi terpusat.
Namun, berbeda dengan saat puncak varian delta, pada saat ini masyarakat juga sudah tidak terlalu panik. Pancarian oksigen tidak seheboh saat puncak varian delta.
Baca juga: Inilah Syarat Rumah yang Boleh Dipakai untuk Isolasi Mandiri Pasien Omicron
Kendati demikian, para pakar mengingatkan bahwa gejala ringan bisa terjadi pada orang-orang yang sudah divaksinasi dan usia dewasa muda.
Sementara ada kelompok lain yang berpotensi mengalami gejala berat di varian omicron ini.
Dokter Spesialis Penyakit paru dari RSUP Persahabatan Dr.dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K) mengatakan, sejak awal januari 2022, terjadi perkembangan yang signifikan. Di awal tahun masih di bawah 200 kasus. Kemudian, meningkat hingga ribuan.
Omicron ini adalah salah satu varian dari Covid-19.
Baca juga: Wagub Ariza Ungkap Kasus Covid-19 Varian Omicron Didominasi Transmisi Lokal
Salah satu karakteristik yang harus diketahui dari omicorn sangat mudah menular dibandingkan delta.
“Asumsi saya, kalau dilakukan pemeriksaan, sebagian besar kasus yang terjadi di Indonesia sudah Omicron,” kata dr. Erlina dalam webinar yang dilakukan Soho Global Health dengan tema ‘Jangan Lengah, Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Untuk Mencegah Penularan Covid’, belum lama ini.
Ia menjelaskan, kalau sebelumnya, di pertengahan Desember, kasus Omicron merupakan kasus importir cases, yang dibawa dari orang luar negeri atau Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Tetapi, setelah berlangsungnya waktu, sekarang sudah terjadi penularan di komunitas. Penularan di komunitas sudah lebih dari 20 persen.
Baca juga: Epidemiolog Prediksi Gelombang Ketiga Akibat Omicron Bakal Lebih Singkat, Masa Puncak Bisa Berbeda
“Sementara itu, kita terlena bahwa kasus omicron tanpa gejala dan ringan. Jadi, masyarakat nggak perlu panik. Saya setuju ini, tapi waspada itu tetap harus,” imbuh dr. Erlina.
Ia mengatakan, walaupun sebagian besar kasus ringan, namun lonjakan seperti pada Juli-Agustus 2021, maka kemungkinan sistem kesehatan juga akan kewalahan. Karena, makin banyak kasus, maka makin banyak orang yang dirawat.
“Virus ini tertular karena ada interaksi antar manusia. Jadi, kalau tidak penting-penting banget, janganlah bepergian. Saya juga sarankan jangan makan bersama di kantor, melainkan makan sendiri-sendiri di ruangannya masing-masing. Karena pada saat makan, kita buka masker dan kemungkinan penularan tinggi,” paparnya.