Berita Nasional
Saad Muafi Diperiksa soal Kasus Korupsi BOP, Helmi Felis: Teriak Sok NKRI dan Pancasila, Ternyata
Sa'ad Muafi yang pernah menggeruduk seorang seorang yang dituduh sebagai simpatisan Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) dan berbicara dengan nada kasar
WARTAKOTALIVE.COM, PASURUAN -Sosok Sa'ad Muafi, anggota DPRD Kabupaten Pasuruan kini menjadi sorotan.
Buntut dipanggilnya dirinya oleh Kejaksaan Negeri Pasuruan untuk memberikan kesaksian terkait kasus dugaan korupsi Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) di Pasuruan, kini kisah lamanya diungkit.
Salah satunya, aksi Sa'ad Muafi yang pernah menggeruduk seorang seorang yang dituduh sebagai simpatisan Hisbut Tahrir Indonesia (HTI) dan berbicara dengan nada kasar.
Saat itu, dia berseragam loreng datang bersama pasukan Banser.
Ia pun kini menjadi perbincangan di media sosial.
"Ini serius orang yang sama.? Teriak-teriak sok NKRI, sok Pancasila, gak taunya maling? Kurang ajar...!" tulis pegiat media sosial Helmi Felis di Twitter, dikutip pada Senin (7/2/2022)
Baca juga: Dinar Candy Pasrah Ditolak Banser Show di Blitar, Mohon Maaf ke Fans, Tak Ingin Ada Keributan
Seperti diketahui, aksi penggerudukan puluhan Banser ke sebuah yayasan pendidikan menuai pro dan kontra setelah video rekamannya viral di sosial media.
Anggota Banser tersebut mendatangi Lembaga pendidikan madrasah, Yayasan Al Hamidy – Al Islamiyah di Desa Kalisat, Kecamatan Rembang Kamis (20/8/2020) silam.

" Jangan dibiarkan makin seenaknya nanti main ancam, fitnah, framing, tuduhan tidak berdasar, jadi ya laporkan saja Mereka bisa kena kok," imbuh Helfi Felis.
Ketua GP Ansor Bangil, Kabupaten Pasuruan, Saad Muafi menjelaskan kronologi kedatangannya bersama puluhan anggotanya itu ke Yayasan Al Hamidy – Al Islamiyah.
Menurutnya, hal tersebut diawali ketika adanya dugaan penghinaan terhadap ulama NU, Habib Luthfi di sosial media.
Baca juga: PGN dan Banser Nyaris Ricuh dengan Jamaah Pengajian Gus Nur, Anak Buah Gus Nuril: Kaki Saya Diinjak
Adapun, kehadirannya ke tempat itu dikatakannya adalah untuk mengantisipasi aksi-aksi massa yang tidak diinginkan.
"Tanggal 19 malam beredar di group ada unggahan akun media sosial menghina Habib Luthi dan lembaga NU, Malam itu begitu ramai sampai kemudian warga meluruh daripada akun tersebut, Maka saya putuskan waktu itu ke sana agar memastikan tidak terjadi anarkisme. Kita ketemu dengan Abdul Halim ketika tabayyun apakah ini akun miliknya, dia mengakui semua," ujarnya dikutip dari program Kabar Petang TVOne.
Mereka menduga lembaga pendidikan TK, MI dan MTs itu menjadi sarang HTI dan penyebaran paham khilafah.
Aksi tersebut menjadi perhatian banyak orang di media sosial.