Varian Omicron
Presiden Jokowi Imbau Masyarakat Tetap Tenang, Sistem Kesehatan Siap Hadapi Lonjakan Omicron
Presiden Jokowi langsung merespons lonjakan kasus virus Covid-19 yang kini terjadi. Dia meminta masyarakat tetap tenang
“Virus ini tertular karena ada interaksi antar manusia. Jadi, kalau tidak penting-penting banget, janganlah bepergian. Saya juga sarankan jangan makan bersama di kantor, melainkan makan sendiri-sendiri di ruangannya masing-masing. Karena pada saat makan, kita buka masker dan kemungkinan penularan tinggi," ujarnya.
"Sementara itu, kita terlena bahwa kasus Omicron tanpa gejala dan ringan. Jadi masyarakat ngga perlu panik. Saya setuju ini, tapi waspada itu tetap harus," ujar dokter Erlina lagi.
Data menunjukkan, penyakit yang ditimbulkan Omicron lebih ringan daripada Delta.
Namun, perlu diwaspadai gejala ringan terjadi pada kelompok mereka yang sehat dan muda.
"Tetapi, untuk kelompok tertentu, contohnya orang lanjut usia, anak-anak balita yang belum divaksin, orang kormobid (penyakit bawaan yang kronis dan tidak terkendali) menjadi tidak gejala ringan lagi, sehingga perlu dirawat di Rumah Sakit," kata dokter Erlina.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan sistem imun yang turun, orang-orang dengan kelompok itu mudah sekali tertular.
Apalagi, mereka yang lansia sekaligus kormobid, ditambah lagi tidak divaksinasi.
"Jangan terlalu meremehkan, karena ada kelompok-kelompok yang rentan yang harus kita lindungi," kata dokter Erlina.
Ia pun berpesan, perlu ditingkatkan lagi protokol kesehatan.
"Selain itu, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, seperti makan makanan bergizi, vitamin untuk membantu meningkatkan imunitas dan istirahat yang cukup," kata dokter Erlina.
Sementara itu, Prof.Dr. dr. Iris Rengganis Sp.PD-KAI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Alergi Imunologi dari RSCM Jakarta mengatakan, meningkatkan daya tahan tubuh, jadi hal penting di tengah kasus Omicron yang semakin.
Ia mengingatkan, saat ini dua kali vaksinasi tidak cukup. Harus memberikan dosis booster atau dosis penguat.
"Dosis penguat ini menjadi sangat penting, karena itu akan melengkapi semua kebutuhan seseorang dalam menjaga sistem daya tahan tubuh, terutama di masa pandemi," katanya.
Selain itu, sistem daya tahan tubuh seseorang berbeda-beda dan bersifat individual. Mulai dari genetis, microbio, infeksi sebelumnya, indeks masa tubuh, nutrisi, ada-tidaknya kormobid, termasuk status psikis emosional.
Semuanya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan mempengaruhi sistem imun tubuh seseorang.