Virus Corona

Peralihan Pandemi Covid-19 di Indonesia Masih Jauh, Status Endemi Pun Bukan Berarti Bagus

Kehadiran varian Omicron menggambarkan peralihan pandemi ke endemi masih jauh, apalagi di Indonesia.

Dokumentasi Pribadi Dicky Budiman
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, mengubah status dari pandemi menjadi endemi tidak bisa dilakukan sepihak oleh negara. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Mengubah status dari pandemi menjadi endemi tidak bisa dilakukan sepihak oleh negara.

Selama WHO belum mencabut, status pandemi tetap ada.

"Itu tertuang dalam International Health Regulation tahun 2005, yang merupakan konvensi internasional."

Baca juga: Tambah 224 Orang, Hari Ini RSDC Wisma Atlet Kemayoran Rawat 4.814 Pasien Covid-19

"Dan Indonesia telah meratifikasinya sebagai anggota WHO, sehingga Indonesia terikat," ungkap epidemiolog Griffith University Dicky Budiman kepada Tribunnews, Senin (31/1/2022).

Untuk mengubah status tersebut, lanjutnya, dibutuhkan sidang sebagai mekanisme penetapan.

Di sisi lain, Dicky meluruskan bahwa status endemi bukan berarti bagus.

Baca juga: Lulus Seleksi Kualitas, Bekas Raja OTT KPK Harun Al Rasyid Semakin Dekat Jadi Calon Hakim Agung

"Epidemi buruk, endemi buruk, yang bagus itu terkendali. Endemi itu bukan berarti berakhir," jelasnya.

Namun melihat situasi saat ini, terutama kehadiran varian Omicron, menggambarkan peralihan pandemi ke endemi masih jauh, apalagi di Indonesia.

"Pakar epidemiologi dunia akan melotot kalau kita sebut situasi saat ini telah menjadi endemi. Karena aneh, tidak ada dasar yang kuat," paparnya.

Baca juga: Bakal Divonis Saat Hari Kasih Sayang, Azis Syamsuddin Siap Terima Putusan Hakim

Andai pun Indonesia beralih ke endemi, masalah akan tetap ada. Orang yang terinfeksi pun tetap ada.

"Ketika status sudah endemi, sebetulnya sebagaimana malaria, itu kan endemi."

"Selain itu ada tuberkolosis yang menyebabkan pandemi, setahun itu ada jutaan yang terinfeksi di dunia," papar Dicky.

Baca juga: LPSK Merasa Aneh, TKP Kerangkeng Manusia di Rumah Bupati Langkat Belum Dipasangi Garis Polisi

Sebelum ada Covid-19, endemi tuberkulosis menjadi penyakit yang paling menakutkan dan banyak mengakibatkan kematian.

"Infeksi juga banyak. Jadi endemi itu bukan kondisi yang bagus, harus disadari."

"Jangan euforia seperti herd immunity, ternyata enggak tercapai."

Baca juga: Menkes Minta Masyarakat Jangan Stok Obat Anti Virus, yang Tanpa Gejala Cukup Minum Vitamin

"Padahal saya ingatkan kalau herd immunity itu long term," bebernya.

Namun, Dicky menyebutkan ada peluang pandemi Covid-19 beralih menjadi epidemi. Namun, tidak berdampak pada seluruh daerah.

"Di Indonesia mungkin beberapa kabupaten dan kota akan mengalami kejadian luar biasa, kalau cakupan vaksinasi Covid-19 buruk," ulas Dicky.

Baca juga: Karantina PPLN Dipersingkat Jadi Lima Hari, Mulai 4 Februari 2022 Pintu Masuk Bali Dibuka Lagi

Ketika status pandemi dicabut, negara akan terbagi tiga terkait kondisi pandemi.

Terkendali dengan ditandai angka reproduksi 0,5, begitu pula dengan tes positivity rate yang juga 0.5.

Lalu, kondisi negara yang terkendali jarang adanya kemunculan kasus aktif.

Baca juga: Belum Dilakukan BAP Sebagai Tersangka, Kuasa Hukum Keberatan Edy Mulyadi Ditahan

Sedangkan kondisi endemi adalah angka reproduksi 1, dan situasi penularan bersifat statis, yaitu dari satu orang ke satu orang yang lain.

Dan hal itu masih dalam kondisi yang tidak baik dan berbahaya.

Yang ketiga adalah situasi negara yang pandemi menjadi epidemi. Masih mengalami lonjakan kasus, tapi tidak berlaku pada semua negara. (Aisyah Nursyamsi)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved