Berita Depok
Kekerasan pada Anak dan Perempuan di Depok Meningkat, Pemkot Depok Gelar Pencegahan
Pemerintah Kota Depok bertekad menekan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT) yang cenderung meningkat di wilayahnya.
Penulis: Hironimus Rama |
2. Melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
3. Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga.
4. Memlihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA), prevalensi kekerasan terhadap anak di Indonesia cenderung menurun selama pandemi Covid-19.
Baca juga: Bantah Lakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Nurdin Rudythia Tolak Rujuk dengan Nita Thalia
Kekerasan terhadap anak laki-laki turun dari dari 62,31 persen pada 2018 menjadi 34 persen pada 2001.
Sementara kekerasan terhadap anak perempuan turun dari 62,75 persen pada 2018 menjadi 41,05 pada 2021.
Untuk jenis kekerasan, tindakan kekerasan emosional dialami 3 dari 10 anak laki-laki dan 4 dari 10 anak perempuan.
Kekerasan fisik dialami 15 dari 100 anak laki-laki dan 10 dari 100 anak perempuan
Sementara kekerasan seksual dialami 4 dari 10 anak laki-laki dan 8 dari 10 anak perempuan.
"Sekira 47-73 % pelaku adalah teman sebaya dan 12-29% pelaku adalah pacarnya," tambah Nessi.
Baca juga: Inul Daratista Alami Luka Lebam di Tangan hingga Dikabarkan Jadi Korban Tindak KDRT, Benarkah?
Sementara Data dari DP3AP2KB Kota Depok menunjukkan laporan jumlah kekerasan terhadap anak dan perempuan di UPTD PPA Kota Depok pada 2017 hingga 2021 cenderung meningkat.
"Pada 2017 ada 117 laporan, 2018 ada 179 laporan, 2019 ada 149 laporan, 2020 ada 200 laporan dan 2021 ada 204 laporan," ungkap Nessi.
Dengan kata lain dalam kurun waktu empat tahun terakhir kenaikan kasus KDRT yang terlaporkan di Kota Depok mencapai 74,3 persen.
Rinciannya, kekerasan terhadap anak pada 2017 ada 96 kasua, 2018 ada 101 kasus, 2019 ada 88 kasus, 2020 ada 121 kasus dan 2021 ada 104 kasus.
Lalu kekerasan terhadap perempuan pada 2017 ada 21 kasus, 2018 ada 78 kasus, 2019 ada 61 kasus, 2020 ada 79 kasus dan 2021 ada 100 kasus.