Harga Minyak Goreng

Ternyata Harga Minyak Goreng Murah tak Selamanya, Panic Buying Terus Terjadi Beberapa Bulan ke Depan

Minyak goreng murah kini menjadi komoditas paling dicari masyarakat seluruh Indonesia, seperti halnya di Kota Bekasi.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
Warta Kota/Muhamad Fajar Riyandanu
Ilustrasi - Pegawai Indomaret memperlihatkan rak minyak goreng murah kosong karena diserbu konsumen yang panic buying. Hal ini terjadi pada semua minimarket di Indonesia. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Kebijakan pemerintah yang menekan harga komoditas minyak goreng menjadi Rp 14.000 ternyata bersifat sementara.

Pemerintah hanya menetapkan harga murah itu selama empat bulan ke depan, untuk selanjutnya dievaluasi.

Demikian diungkapkan Kepala Disperindag Kota Bekasi, Teddy Hafni, Minggu (23/1/2022).

Baca juga: Politisi Partai Gerindra Sebut Ahok tak Pantas Pimpin Ibu Kota Baru karena Rekam Jejak Buruk

"Program ini, minyak goreng murah seharga Rp 14.000 untuk minyak sawit, berlaku selama empat bulan ke depan dengan harga yang sama. Setelah itu kan nanti ada evaluasi," tutur Teddy.

Oleh sebab itu, ia meminta kepada masyarakat untuk tidak membeli minyak goreng di ritel secara berlebihan guna menghindari panic buying.

"Karena ini kan masih berlangsung selama empat bulan. Makanya kita juga tolong dibantu untuk sosialiasi kepada masyarakat agar tidak panik membeli barang. Dengan membeli sewajarnya dan sesuai kebutuhan," ujarnya.

Pasalnya, beberapa ritel yang berlokasi di perumahan melaporkan telah kehabisan stok karena sempat terjadi panic buying pada beberapa hari lalu.

Baca juga: PPKM Berakhir Hari Ini saat Kasus Aktif Virus Covid-19 Meningkat Tinggi

"Malah sampai ada kejadian ada anak, ibu dan bapak, itu mereka datang bertiga ke ritel sekeluarga hanya untuk beli minyak, setelah habis, sudah pergi. Ya itu kan termasuk panic buying juga," kata Teddy.

Teddy menyerahkan sepenuhnya kebijakan alur distribusi minyak goreng kepada para pengusaha ritel.

Ia pun sepakat apabila terdapat ritel-ritel yang sengaja tak langsung menambah stok minyak goreng mana kala telah habis dibeli oleh masyarakat.

"Kalau habis, itu kita serahkan ke ritel-ritel kembali regulasinya. Karena dikhawatirkan gini, apalagi itu kan deket perumahan tuh, ada orang yang muter kan ke Indomaret dan Alfamart. Makanya untuk pasokannya, distribusi barangnya agar tidak dipenuhkan, walau sudah full, tapi jangan ditambah lagi secara masif," tuturnya.

Baca juga: PPKM Berakhir Hari Ini saat Kasus Aktif Virus Covid-19 Meningkat Tinggi

Melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Pemkot Bekasi telah mendistribusikan minyak goreng satu harga ke ratusan ritel yang berlokasi di Kota Bekasi.

Minyak goreng yang dijual di ritel-ritel tersebut dijual di bawah harga pasaran yang biasanya berkisar Rp 20.000-22.000, menjadi Rp 14.000 per liter.

Hal itu berdampak pada meningkatnya jumlah permintaan sehingga banyak masyarakat yang memborong minyak goreng dengan jumlah banyak.

"Ada beberapa masyarakat yang panic buying modelnya. Jadi banyak ritel-ritel yang sudah kehabisan stok," kata Teddy.

Baca juga: Kosgoro 1957 Mantap Calonkan Airlangga Hartarto di Pilpres 2024 Sebagai Capres Partai Golkar

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved