Wow, Gaji Shin Tae-yong Latih Timnas Rp2 Miliar Perbulan, Ini Penjelasan Ketum PSSI

Di tangan Shin Tae-yong kata Iwan sejumlah perubahan besar dirasakan dirinya dan terutama para pemain timnas

Warta Kota/Rafsanjani Simanjorang
Pelatih timnas sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong 

"Dikasih bintang tiga. Tiga kali Kapolda, terakhir pernah pejabat Gubernur Jawa Barat. Itu negara, tentunya dari Yang Maha Kuasa lewat negara lewat Presiden. Saya akan kembalikan sisa hidup saya untuk sepak bola Indonesia," ujar Iwan.

Baca juga: Komentari Nama Baru Ibu Kota Indonesia, Muhaimin Iskandar: Nusantara Itu Singkatan, NU Andalan Saya

Baca juga: Serial Layangan Putus Disukai Banyak Orang, Benni Setiawan: Para Pemerannya Bermain Luar Biasa

Menurut Iwan mungkin banyak yang bertanya kenapa mengabdi untuk sepak bola, karena dirinya bukan pemain timnas sepak bola. "Memangnya harus pemain tim nasional yang jadi Ketua Umum, kan enggak," kata Iwan.

Iwan mengatakan bagaimana ia memimpin saat menjabat Kapolda di kepolisian menjadi modal dalam memimpin PSSI.

"Yang baik kita terapkan," katanya.

"Jadi, gak digaji Pak," tanya Deddy lagi memastikan.

"Gak digaji, Dibully iya, hahaha," kata Iwan disambut tawa Deddy.

Kemudian Deddy mempertanyakan income atau pendapatan Iwan Bule dari mana, kalau memang menjabat Ketum PSSI tak digaji. "Apa ada bisnis lain," tanya Deddy lagi.

"Saya sudah cukup lah. Anak-anak saya sudah jadi semua. Saya alhamdulilah masih sehat. Teman banyak, ya ada beberapa komisaris di beberapa perusahaan kawan-kawan. Ya cukup lah. Saya sudah 59 ke 60, Haus sibukkan diri kalau tidak pikun kita," katanya.

Baca juga: Ditetapkan Sebagai Tersangka, Selebgram Ayu Thalia akan Diperiksa Polisi Besok, Kamis (20/1/2022)

Baca juga: Ditlantas Polda Metro Jaya Pelajari Permintaan Pebalap Liar Mobil untuk Gelar Street Race

Iwan mengaku cukup senang menjabat Ketum PSSI, sekalipun sempat dibully di media sosial saat Indonesia kalah 0-4 dari Thailan, karena ada poster digital bergambar wajahnya.

"Ada yang narok itu, saya gak tahu. Saya terima getahnya dibully itu biasa. Pejabat negara saja dibully, apalagi saya yang coro, ketum PSSI, jadi wajarlah. Itu tidak apa-apa, saya senang saja," ujarnya.

Menurut Iwan, bullyan di media sosial sama sekali tidak mempengaruhi kinerjanya sebagai Ketum PSSI.

Apalagi saat bertugas di kepolisian, Iwan mengaku menyerahkan jiwa raganya dan ancaman atas nyawanya bisa saja terjadi.

"Kapolda Metro kemarin saya menghadapi 212, 411, jutaan orang. Asop pembebassan sandera di Tembaga Pura, tembak-tembakan di sana. Itu kan semua nyawa. Jadi kalau dibully, biasa gak seberapa, wajarhlah karena situasinya begini," katanya.

Baca juga: KPK Gelar OTT di Kabupaten Langkat Sumatera Utara, Sejumlah Orang Diciduk

Baca juga: Gerindra Karawang Bangun Gedung Partai dengan Megah, Namun Belum Lunas Bayar ke Pemborong

"Sekarang saya cuma dibully, nyawa saya gak kenapa-kenapa, ya biarlah," katanya.

Ke depan Iwan memastikan akan memberantas mafia bola di PSSI. "Untuk sanksi disiplin pemain PSSI bisa berikan. Namun untuk yang diluarkami koordinasi dengan polisi," ujarnya.

Sementara ke semua pemain tim nasional, Iwan mengaku menganggap mereka sudah seperti anak sendiri dan dirinya berupaya menjadi sosok ayah bagi mereka.

"Mereka bisa WhatsApp langsung ke saya, saya juga selalu tanya mereka. Karena dari informasi langsung mereka itu yang valid, dan saya bisa tahu apa yang dibutuhkan," katanya. (bum)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved