Virus Corona

Omicron Mengganas, Epidemiolog Sarankan Pemerintah Setop Pembelajaran Tatap Muka Hingga Awal Maret

Data terakhir dari Afrika Selatan, katanya, menunjukkan angka kematian anak meningkat dua kali lipat.

Warta Kota/Miftahul Munir
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 5 Jakarta menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pada Selasa (4/1/2022). Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, kasus varian Omicron berdampak serius pada anak-anak. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, kasus varian Omicron berdampak serius pada anak-anak.

Data terakhir dari Afrika Selatan, katanya, menunjukkan angka kematian anak meningkat dua kali lipat.

Angka kematian anak sebelum muncul varian Omicron adalah 35 kasus selama sebulan.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Tambah Jadi 133, di Bali Cuma Satu

"Setelah Omicron menjadi 61."

"Padahal ini belum selesai Bulan Januari. Ini per bulan ya, berarti hampir dua kali lipat," ungkap Dicky pada talkshow virtual, Selasa (18/1/2022).

Ia pun menyampaikan bagaimana situasi di Australia saat ini. Setidaknya, selama dua tahun pandemi, tidak ada kematian anak.

Baca juga: Kapolda Papua Minta Anak Buahnya Bersikap Bertahan, Jangan Serang KKB Duluan

Bahkan, untuk varian Delta yang disebut punya dampak luar biasa parah, tidak ada kasus kematian anak.

Tapi, saat Omicron datang di awal Desember, banyak kematian anak terjadi.

"Hampir tiap hari sekarang kematian anak, ini karena apa?"

Baca juga: Ubedilah Badrun: Tafsir Tudingan Hasto Keliru Besar, Saya Bukan Anggota Partai

"Ya karena terutama memang belum divaksinasi anak-anak ini, dan kemudian angka di ICU untuk anak juga terus meningkat," beber Dicky.

Ia pun memberikan pesan penting pada Indonesia, karena punya risiko yang sama.

Setidaknya, pada awal Februari akan mulai peningkatan kasus hunian rumah sakit dari anak untuk kota besar.

Baca juga: Senin Pekan Depan Komisi II DPR Undang Mendagri, KPU, dan Bawaslu Putuskan Jadwal Pemilu 2024

"Bukan saya tidak ingin pembelajaran tatap muka, tapi saya melihat lebih baik sekarang setop dulu sampai awal Maret."

"Ini karena saya melihat kecenderungan. Saya enggak mau ada kasus, baru kita ini," tegasnya.

Menurut Dicky, bagaimana pun anak-anak harus tetap dilindungi.

Baca juga: Pensiunan Polisi Ungkap Doktrin Internasional: Daripada Petugas, Lebih Bagus Penjahat yang Mati

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved