Berita Jakarta
Dinkes DKI Umumkan Keterisian Tempat Tidur di RS Rujukan Covid-19 Naik 9 Persen
DKI mencatat peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan Covid-19 naik menjadi 9 persen.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM GAMBIR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyebut terjadi peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Widyastuti mengatakan bahwa peningkatan terjadi karena pihaknya belum membuka kapasitas maksimal.
"Tadi saya sampaikan saat varian Delta, kami menyiapkan tempat tidurnya 15 ribuan. Saat ini, baru kita buka 5 ribu. Kalau sekarang di angka 12 atau 20 persen karena memang kami baru bukanya sekitar 5 ribu tempat tidur. Jadi, belum kapasitas maksimal," ucap Widyastuti saat diwawancarai awak media, di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Pasien Varian Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 506, Kebanyakan Gejala Ringan hingga OTG
Nantinya penambahan kapasitas tempat tidur, kata dia, bergantung pada kenaikan kasus Covid-19.
"Ya, kebijakannya adalah semua siaga, kita lihat trennya, nanti kalau trennya begitu, ya kami luaskan sambil melihat regulasi," tambah dia.
"Apakah isolasi di RS tadi seperti yang lalu untuk kasus sedang dan berat saja sehingga tanpa gejala atau gejala ringan cukup isolasi mandiri atau isolasi terpusat, kita sesuaikan," ucapnya.
Baca juga: Prioritaskan Lansia, Dinkes DKI Targetkan 8 Juta Warga Disuntik Booster
Baca juga: Vaksin Booster Ada di Puskesmas Kecamatan, Waktu Pemberiannya Berbeda-beda Sesuai Ketersedian Vaksin
Berdasarkan informasi dari akun resminya @dkijakarta, DKI mencatat peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan Covid-19 naik menjadi 9 persen.
Adapun tempat tidur isolasi Covid-19 saat ini hanya terisi 348 dari 3.885 tempat tidur.
Sedangkan ICU terisi 31 tempat tidur dari total 604 yang disiapkan.
Update kasus omicron di Indonesia
Kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terus mengalami kenaikan.
Data terbaru Kemenkes, Senin (10/1/2022), kasus Omicron bertambah sebanyak 92 pasien.
Sehingga kini total kasus Omicron mencapai 506 pasien.
Namun dari penemuan kasus baru itu, rata-rata pasien omicron dengan gejala ringan atau tanpa gejala.
Tak hanya kasus konfirmasi, kasus probable Omicron juga terus mengalami peningkatan.
Hingga Senin (10/1/2022), terdeteksi ada 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari pemeriksaan SGTF.
Baca juga: Pemkab Bogor Perketat Pengawasan Obyek Wisata untuk Mencegah Masuknya Varian Omicron
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan penambahan kasus konfirmasi Omicron masih didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN).

Sementara, 84 dari 506 pasien merupakan kasus transmisi lokal.
Melihat angka Omicron yang terus meningkat, Nadia meminta masyarakat untuk siap hadapi lonjakan Omicron.
Hal itu mengingat karakteristik laju penyebaran Omicron yang cepat.
“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan."
"Dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat."
"Hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi," ungkap Nadia, dikutip dari laman Kemenkes, Rabu (12/1/2022).
Baca juga: Wagub DKI Tetap Teruskan PTM 100 Persen Meski Ada Kasus Omicron di SMAN 71
Meskipun demikian, Nadia mengatakan kasus konfirmasi Omicron mayoritas bergejala ringan hingga tak bergejala alias OTG.
Untuk itu, pihaknya akan menggencarkan telemedicine bagi pasien Omicron yang malukan isolasi mandiri di rumah.
Dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien dengan gejala ringan.
Baca juga: Empat Warga Tangsel Terkonfirmasi Positif Varian Omicron, Satu Orang Pulang dari Amerika Serikat
Selain itu pemerintah juga menggencarkan tracing dan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster.
Strategi Baru Kemenkes: Siapkan 17 Telemedicine untuk Pasien Isolasi Mandiri
Sebelumnya, Kemenkes mengeluarkan strategi baru untuk menghadapi kasus Covid-19 varian Omicron yang terus meningkat.
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan mayoritas pasien konfirmasi Omicron bergejala ringan hingga tanpa gejala (OTG).
Sehingga, pasien tak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.
Pihaknya kini akan fokus kepada penanganan pasien konfirmasi Omicron untuk isolasi mandiri.

Menurut dia, pasien hanya perlu jalani isolasi mandiri di rumah dengan diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.
"Kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit."
"Sehingga strategi layanan dari Kemenkes dari yang sebelumnya ke RS sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke RS," kata Menkes dalam konferensi persnya, Senin (10/1/2022) dikutip dari laman Kemenkes.
Baca juga: Menkes: Indonesia Masuk 5 Besar Negara dengan Cakupan Vaksinasi Tinggi, Stok Vaksin 140 Juta Dosis
Untuk itu, Kemenkes bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien isolasi mandiri Covid-19 di rumah.
17 platform tersebut di antaranya Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.