Gempa NTT

Peringatan Dini Tsunami Usai Gempa 7,4 SR di NTT Berakhir, Warga Diminta Pulang ke Rumah dan Waspada

Dwikorita menjelaskan, setelah dua jam kejadian gempa bumi pada pukul 11.20 WITA, tidak terdeteksi adanya kenaikan air laut.

Kompas.com
BMKG menyatakan peringatan dini tsunami untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), berakhir. 

"Melihat rumah layak huni atau tidak, rusak parah atau bisa dihuni," pinta Dwikorita.

Dwikorita mengungkapkan, hasil pemodelan menunjukkan gempa bumi ini berpotensi tsunami, dengan tingkat ancaman waspada di wilayah NTT.

Ancaman tsunami terjadi akibat berkekuatan 7,4 Magnitudo.

Baca juga: 44 Bekas Pegawai KPK Bertugas di Polri Mulai Januari 2022, Jabatan Sudah Disiapkan

"Waspada artinya maksimum ketinggian tsunami adalah setengah meter," ucap Dwikorita.

Ancaman waspada, kata Dwikorita, terjadi di Flores Timur bagian utara, Pulau Sikka, Sikka bagian utara, dan Pulau Lembata.

Dwikorita mengungkapkan, hasil monitoring alat pengukur muka air laut dari Badan Informasi Geospasial, menunjukkan adanya kenaikan muka air laut setingg 7 cm di Stasiun Badan Informasi Geospasial Stasiun Reo dan Stasiun Marapokot, NTT.

Baca juga: Bekas Penyidik KPK Bagikan Uang Suap dari Azis Syamsuddin di Basement PN Jakarta Pusat

Meski begitu, BMKG menyatakan peringatan dini tsunami telah berakhir.

"BMKG tidak melakukan revisi, namun melakukan pemutakhiran peringatan dini 1, 2, dan 3," terang Dwikorita.

Sebelumnya, Gempa bumi 7,4 skala Richter mengguncang barat laut Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12/2021) pukul 10.36 WIB.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, tsunami telah terdeteksi di Marapokot dan Reo, dengan ketinggian, 0,7 meter.

Gempa ini berpusat di 113 kilometer barat laut Larantuka.

Baca juga: Tak Mau Kompromi, Luhut Pastikan Orang yang Pulang dari Luar Negeri Dikarantina 10 Hari

Dikutip dari Pos Kupang, gempa membuat para peserta yang hadir dalam acara desiminasi hasil project akta kelahiran kolaborasi Dukcapil Ende dan Childfund Internasional di Indonesia lari berhamburan dari lantai 2 aula kantor bupati Ende.

Peserta yang panik berdesakan di pintu keluar aula garuda.

Guncangan yang cukup besar membuat plafon aula kantor bupati roboh.

Para peserta dan pegawai Pemkab Ende berkumpul di halaman tengah kantor bupati Ende.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved