Sempat Kesulitan Keluar dari Zona Merah, Andika Hazrumy Bersyukur Dampak Covid-19 di Banten Pulih
Banten kini telah berangsur-angsur bangkit dari hantaman pandemi Covid-19.
Berikutnya, kata Andika, Banten juga sempat mengalami krisis pendidikan di mana banyak warga Banten yang terhambat dalam memperoleh hak pendidikannya dikarenakan dibatasinya bahkan ditutupnya sekolah-sekolah dari kegiatan belajar mengajar secara tatap muka langsung.
Baca juga: RSUD Tangerang Miliki Layanan Hearing Solution, Pemeriksaan Pendengaran dari Bayi Hingga Lansia
"Warga kami di selatan (Pandeglang dan Lebak) bahkan sampai menyebut kalau selama ini mereka sekolahnya sekolah gaib, karena itu tadi terpaksa harus daring (dalam jaringan) sehingga untuk beberapa wilayah memang kesulitan (sinyal seluler)," bebernya.
Namun demikian, kata Andika, saat ini Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah kembali digelar secara bertahap dengan tetap menerapkan Protokol Kesehatan penanganan Covid-19.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam pada Ditjen Pendis Kemenag, Suyitno, mengatakan, Diklat Pimnas kali kedua ini diikuti 80 aktivis mahasiswa dari 58 kampus PTKI Negeri dan 22 PTKI Swasta. Diklat Pimnas berlangsung seminggu, 6-12 Desember 2021.
Baca juga: Pendapatan Hotel dan Restoran di Kota Tangsel Meningkat, PHRI Tangsel Dukung Kebijakan PPKM Level 3
"Dan tahun ini Banten, dalam hal ini UIN SMH Banten, kami percaya untuk menjadi tuan rumahnya. Ini sebuah kepercayaan yang luar biasa untuk UIN SMH Banten, karena pasti tidak sembarangan Kemenag menunjuk PTKI sebagai tuan rumah kegiatan ini," katanya.
Ditambahkan Suyitno, mereka yang mengikuti Diklat Pimnas ini adalah pengurus organisasi kemahasiswaan intra kampus. Diklatspimnas II itu sendiri, lanjutnya, akan digelar hybrid, yaitu kombinasi antara daring dan luring. (dik)