Warta Ekonomi
Utang Rp35 Triliun Bikin Neraca Keuangan AP 1 Tak Sehat, Strategi Restrukturisasi Disiapkan
PT Angkasa Pura 1 yang bergerak pada jasa pengelolaan bandar udara ini tengah memiliki utang senilai Rp35 triliun.
"Dengan berbagai inisiatif strategis tersebut kami optimis dapat bertahan menghadapi kondisi sulit ini dan mulai bangkit pada 2022 serta dapat mencatatkan kinerja keuangan positif," pungkasnya
Baca juga: Haji Lulung Jalani Perawatan di RS Harapan Kita Akibat Serangan Jantung, Ahok Kirim Doa
Sebagai informasi, total target hasil restrukturisasi akan mencapai tambahan dana Rp3,8 triliun, efisiensi biaya sebesar Rp704 miliar dan perolehan fund raising sebesar Rp3,5 triliun.
Dan perlu diingat, dengan adanya pembangunan bandara Angkasa Pura I maka secara konsolidasi menambah aset perusahaan.
Di 2021 ini akan mencapai Rp44 triliun dari semula Rp24 triliun di 2017, saat proyek-proyek pengembangan bandara mulai dilaksanakan.
Baca juga: Erick Thohir Beberkan Ada 6 BUMN Berstatus “Tbk” tapi Kinerja Sahamnya Tidak Optimal
Kinerja bandara baru tidak optimal
Sebelumnya diberitakan, PT Angkasa Pura I tengah mengalami tekanan kinerja operasional dan finansial akibat pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini.
Menyikapi hal ini, manajemen PT Angkasa Pura I tengah menyiapkan program restrukturisasi operasional dan finansial perusahaan yang diharapkan rampung pada Januari 2022 mendatang sehingga perusahaan kemudian dapat bangkit dalam beberapa waktu ke depan.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I, Faik Fahmi mengungkapkan, pandemi Covid-19 yang mulai terjadi di Indonesia sejak Maret 2020 berdampak terhadap penurunan drastis trafik penumpang di 15 bandara Angkasa Pura I.
Baca juga: Erick Thohir Beberkan Ada 6 BUMN Berstatus “Tbk” tapi Kinerja Sahamnya Tidak Optimal
Sebagai gambaran, pada 2019, trafik penumpang di bandara Angkasa Pura I mencapai 81,5 juta penumpang.
Namun ketika pandemi Covid-19 melanda pada awal 2020, trafik penumpang turun menjadi 32,7 juta penumpang dan pada 2021 ini diprediksi hanya mencapai 25 juta penumpang.
"Seperti diketahui, sektor aviasi dan pariwisata merupakan sektor yang sangat terdampak pandemi Covid-19 di mana pandemi ini masih belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Situasi pandemi yang berkepanjangan membawa tekanan kepada kinerja operasional dan keuangan Angkasa Pura I," ucap Faik secara tertulis, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: Kinerja Bandara-bandara yang Baru Dibangun Tak Optimal, Utang Angkasa Pura I Tembus Rp35 Triliun
"Namun di tengah situasi sulit ini, manajemen telah menyiapkan sejumlah inisiatif strategis untuk meminimalisir dampak pandemi terhadap kinerja Angkasa Pura I, yaitu dengan melakukan restrukturisasi operasional dan finansial," sambungnya.
Faik kembali mengungkapkan, pandemi Covid-19 melanda pada saat Angkasa Pura I tengah dan telah melakukan pengembangan berbagai bandaranya yang berada dalam kondisi lack of capacity.
Bandara-bandara tersebut seperti Bandara Internasional Yogyakarta di Kulon Progo (YIA) yang menghabiskan biaya pembangunan hampir Rp12 triliun, Terminal Baru Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang menghabiskan biaya pembangunan sebesar Rp2,3 triliun, Terminal Baru Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang sebesar Rp2,03 triliun, dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sebesar Rp2,6 triliun.
Pendapatan Anjlok, Bos AP I Blak-blakan Kondisi Keuangan Perseroan Sedang Tak Sehat |
![]() |
---|
Dalam Sepekan, BI Mencatat Aliran Modal Asing Keluar Rp12,5 Triliun dari Pasar Domestik |
![]() |
---|
Erick Thohir Beberkan Ada 6 BUMN Berstatus “Tbk” tapi Kinerja Sahamnya Tidak Optimal |
![]() |
---|
Bank Universal BPR Tunjuk Bachtiar Soeria Atmadja sebagai Direktur Utama Baru |
![]() |
---|
Begini Reaksi Kalem Stafsus Sri Mulyani Hadapi Warganet Soal Dampak Kenaikan PPN |
![]() |
---|