Pakar Pangan dari IPB Ini Sebut MSG Aman untuk Dikonsumsi, Asalkan Tidak Berlebihan

Permenkes Nomor 33 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi sebagai bahan penguat rasa Umami.

Editor: Ichwan Chasani
Istimewa
Webinar Tren Pangan 2022 Bersama MNG-mononatrium glutamat digelar oleh Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia (P2MI) yang beranggotakan Ajinomoto, Miwon, dan Sasa, Kamis (2/12/21) lalu. 

"Salah satunya adalah MSG (MNG) dan bumbu/bahan Umami lainnya yang mampu memberikan cita rasa dan turut memberikan kecukupan asupan pada orang yang memakannya. Melalui penelitian yang sahih asupan natrium/Sodium dari garam dapur dapat dikurangi sebesar sekitar 30 persen dengan  penambahan sedikit MSG, dimana hal itu sama sekali tidak mempengaruhi tingkat kesukaan," jelasnya.

Lebih lanjut Prof. Purwiyatno Hariyadi menegaskan asupan gizi (dari pangan) yang baik dan cukup sangat penting untuk kesehatan.

Hal ini dapat dipenuhi melalui kecukupan asupan ditambah citarasa pangan pangan itu sendiri. "Terutama pada saat sistem kekebalan tubuh diperlukan untuk melawan Covid-19," ucapnya.

Ketua Bidang Komunikasi P2MI (Persatuan Pabrik Monosodium Glutamate dan Glutamic Acid Indonesia) Satria Gentur Pinandita, menjelaskan kehadiran asosiasinya adalah untuk memberikan informasi yang benar dan faktual tentang MSG dan turunannya kepada masyarakat dan instansi terkait.

"Hingga saat ini pemberitaan atau artikel terkait MSG yang berintonasi negatif masih kerap muncul. Surat tanggapan dari tahun ke tahun makin menurun publikasinya. Per tahun 2021, efektifitasnya hanya 6 persen. Performa yang bagus di tahun 2018, karena memang nama asosiasi baru muncul dan media banyak yang memberitakan. Oleh karenannya P2MI akan lebih proaktif menyebarkan informasi melalui asset sendiri. Kami akan lebih sering bersosialisasi dan mengedukasi," paparnya.

Baca juga: Apa Saja Bahan-bahan Alami Pengganti MSG atau Micin? Berikut Ini Daftarnya

Lebih lanjut Satria Gentur Pinandita mengatakan masih banyak pula berita yang salah terkait MNG yang mana seluruhnya adalah hoax. Sebut saja tambahnya, kaldu-kaldu jamur yang saat ini banyak beredar, faktanya hanya sebuah manipulasi bahan dan kampanye.

"Faktanya bumbu tersebut menggunakan MNG/MSG dalam komposisinya, bahkan menjadi ingredients terbesar ke-2 setelah garam. Ditambah lagi bumbu dengan klaim tersebut lebih mahal berkali lipat dimana 400g bumbu harganya Rp 46,900 dan harga untuk MNG/MSG 120g hanya Rp 4,800," ujar Satria Gentur Pinandita.

Dijelaskannya, MNG merupakan nutrisi yang aman dikonsumsi. Dalam hal ini, kata dia, untuk ibu-ibu yang suka memasak menggunakan garam kini dapat menggantikan penggunaan garam berlebih dengan melakukan subsitusi menggunakan MNG.

“Misalnya, biasa satu sendok teh garam, bisa kita substitusi setengahnya dengan MNG. Nah ini membantu kita untuk mengurangi konsumsi garam yang cukup signifikan," demikian papar Satria Gentur Pinandita.

MSG merupakan bagian dari pangan untuk menciptakan makan gizi seimbang. Namun, penggunaan MSG juga harus disertai dengan mengonsumsi makanan beraneka ragam agar asupan yang ada bisa saling melengkapi.

“Makanan memiliki komposisi zat gizi yang berbeda-beda dan satu sama lain saling melengkapi untuk kebutuhan sehari-hari,” kata Dr. Hera Nurlita, Sub Koordinasi Subtansi Mutu Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Menurut Corporate Executive Chef Hotel, Freddy Demianus penggunaan MSG di kalangan milenial akan menjadi tren di tahun 2022 mendatang. Hal itu karena banyaknya kalangan milenial yang meminati makanan bercita rasa asin dan gurih (Umami) atau mengandung MSG.

“Namanya orang Indonesia meskipun Healthy Food dia bakal bosen juga. Orang yang tadinya tidak suka pakai MSG, dia kangen buat pakai MSG lagi. Apalagi rata-rata makanan tradisional Indonesia menggunakan MSG sebagai bahan cita rasa yang khas,” tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved